Kencing berdarah atau dikenal dalam bahasa kedokterannya hematuria adalah suatu keadaan dimana adanya jumlah sel darah merah yang berlebihan di dalam urin. Secara klinis, kencing berdarah (hematuria) diklasifikasikan menjadi kencing berdarah yang dapat dilihat secara jelas dari perubahan urin yang berwarna merah (gross hematuria) dan hematuria yang baru dapat diketahui secara mikroskopik (microscopic hematuria).
Gambar 1. Kencing Berdarah (Hematuria)
Sumber Gambar: Urological Associates of the Piedmont
( https://www.uro-docs.com/what-is-hematuria/ )
Berdasarkan kondisi yang dapat menyebabkan kencing berdarah, antara lain
Diagnosis penyakit yang menimbulkan kencing berdarah dapat diketahui dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan urin, dan pemeriksaan radiologi. Adapun beberapa pertanyaan akan digali oleh dokter ketika Anda datang untuk memeriksakan diri seperti riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keganasan dalam keluarga, riwayat trauma, riwayat gaya hidup seperti merokok yang berhubungan dengan kanker kandung kemih dan riwayat paparan bahan kimia dan riwayat olahraga. Gross hematuria sebagian besar disebabkan karena keganasan dan trauma, pertanyaan detail untuk menegakkan diagnosis harus dijabarkan seperti apakah urin merah keseluruhan atau hanya beberapa bekuan darah, apakah ada keluhan lain seperti nyeri saat buang air kecil, frekuensi buang air kecil, dsb. Setelah itu akan dilakukan dilakukan pemriksaan fisik terutama pada bagian genitourianaria (bagian reproduksi dan bagian kemih) untuk mengetahui penyebab kencing berdarah. Pemeriksaan urin sangat penting dilakukan untuk menentukan penyebab kencing berdarah dan mengarahkan pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan USG dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis seperti hidronefrosis, pemeriksaan darah seperti menilai fungsi ginjal, faktor pembekuan darah, ada tidaknya anemia, serta penanda PSA (prostate-specific antigen) diperlukan untuk menyingkirkan beberapa penyebab lain. Pada beberapa kasus untuk mencari penyebab kencing berdarah diperlukan pemeriksaan CT-scan pada area perut dan panggul karena memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi. Bahkan dapat juga dilakukan sistoskopi untuk mengetahui secara jelas penyebab kencing berdarah. Pemeriksaan lain-lain ditentukan berdasarkan kondisi Anda.
Kencing berdarah yang harus diwaspadai karena berhubungan dengan kanker harus segera dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk segera ke dokter jika terdapat gejala seperti berikut:
Kencing berdarah merupakan gejala yang muncul akibat suatu kelainan sehingga pengobatan kencing berdarah disesuaikan dengan penyebabnya. Apabila terdapat infeksi maka dapat diberikan antibiotik. Jika disebabkan karena batu perlu dilakukan suatu tindakan operatif untuk mengangkat batu tersebut. Jika akibat tumor saluran kemih maka perlu dilakukan penilaian dan pertimbangan untuk menentukan terapi. Jika masih ada kekhawatiran, anda dapat berdiskusi dengan dokter.
Jimbo M. Evaluation and Management of Hematuria. Prim Care - Clin Off Pract. 2010;37(3):461-472. doi:10.1016/j.pop.2010.04.006
AUA. Medical Student Curriculum: Hematuria - American Urological Association. Accessed December 21, 2021. https://www.auanet.org/education/auauniversity/for-medical-students/medical-students-curriculum/medical-student-curriculum/hematuria
Urological Associates of the Piedmont. What is Hematuria? |. Accessed December 21, 2021. https://www.uro-docs.com/what-is-hematuria/
Ditulis oleh dr. Prinnisa Almanda Jonardi
Disuria atau yang lebih dikenal dengan istilah “anyang-anyangan” adalah sensasi nyeri dan/atau terbakar, menyengat, atau gatal saat buang air kecil. Rasa nyeri bisa berasal dari kandung kemih, uretra, atau area antara alat kelamin dan anus. Disuria biasanya terjadi ketika urin atau air seni bersentuhan dengan selaput lendir (mukosa) uretra yang meradang atau teriritasi.
Penyebab disuria dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu infeksi dan non-infeksi. Penyebab infeksi termasuk infeksi saluran kemih (pielonefritis, uretritis), infeksi genital (prostatitis, vaginitis) dan penyakit menular seksual. Penyebab non-infeksi termasuk kondisi kulit, benda asing atau batu di saluran kemih, trauma, pembesaran prostat, dan tumor.
Gejala disuria dapat bervariasi antara pria dan wanita, namun baik laki-laki maupun perempuan biasa menggambarkannya sebagai rasa terbakar, menyengat atau gatal. Rasa terbakar adalah gejala yang paling sering dirasakan.
Nyeri dapat terjadi pada awal buang air kecil atau setelah buang air kecil. Nyeri setelah buang air kecil bisa menjadi tanda adanya masalah pada kandung kemih atau prostat. Pada pria, nyeri dirasakan pada penis saat sebelum dan sesudah buang air kecil, sedangkan pada wanita, nyeri di luar area vagina mungkin disebabkan oleh peradangan atau iritasi pada kulit sensitif ini.
Untuk mendiagnosis disuria dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami, frekuensi buang air kecil, riwayat seksual atau kebiasaan pribadi yang menyangkut organ intim, serta riwayat kesehatan.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan alat kelamin yang tampak dari luar, serta pemeriksaan ginekologi untuk wanita. Jika dokter menduga penyebab disuria adalah infeksi kandung kemih, maka diperlukan tes urin dengan mengambil sampel urin. Sampel urin akan dianalisis lebih lanjut di laboratorium guna mendeteksi bakteri dalam saluran kemih. Jika diduga penyebabnya adalah vaginitis, maka perlu dilakukan swab test dari vagina. Sementara jika disuria terjadi setelah berhubungan intim tanpa kondom dengan beberapa pasangan, dokter biasanya melakukan tes untuk mendeteksi infeksi menular seksual. Pemeriksaan ini meliputi tes untuk mendeteksi gonore, klamidia, trikomoniasis, sifilis, dan HIV. Meski jarang, pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG), rontgen, computed tomography (CT), cystoscopy, urografi, dan MRI mungkin diperlukan pada beberapa kasus.
Segera kunjungi dokter jika nyeri saat buang air kecil tetap berlanjut, sedang hamil, keluar cairan dari penis atau vagina, urin berbau busuk atau keruh, ada darah di urin, disuria yang disertai demam, nyeri pinggang, dan ada batu yang keluar saat buang air kecil.
Pengobatan disuria disesuaikan dengan penyebabnya. Penyebab yang paling sering adalah infeksi sehingga dapat diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah jamur maka dokter akan memberikan obat jamur minum, melalui vagina (supositoria), atau krim. Selain itu, dokter akan memberikan obat pereda nyeri (analgesik) berupa ibuprofen atau paracetamol. Penggunaan produk dengan bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada saluran kemih sebaiknya dihindari.
ICD-10 Codes for Dysuria Causes and Treatment for Dysuria - DocCharge [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from: https://doccharge.com/blog/icd-10-codes-for-dysuria/
Thomas C, Sands J. Dysuria: Evaluation and Differential Diagnosis in Adult. Am Fam Physician. 2015;92(9):778–86.
Dysuria - StatPearls - NCBI Bookshelf [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549918/
Ditulis oleh dr. Utari Mudhia Arisa Putri
Nokturia adalah suatu kondisi di mana pasien terbangun pada saat malam untuk berkemih dengan jumlah lebih dari 1 kali pada saat tidur. Pada umumnya, rata-rata seseorang berkemih setiap 4-5 jam sekali dalam sehari, namun orang dengan urinary frequency berkemih lebih sering dari frekuensi rata-rata.
Penyebab dan gejala nokturia bergantung pada tipe nokturia, yaitu :
Poliuria
Adalah keadaan pasien dengan polyuria berkemih dengan volume lebih dari 3 liter sehari akibat terlalu banyak cairan yang difiltrasi oleh ginjal. Penyebab poliuria adalah konsumsi cairan dalam jumlah besar, atau pada gangguan metabolisme tubuh seperti diabetes tak terkontrol dan diabetes insipidus.
Poliuria Nokturnal
Adalah volume berkemih yang meningkat pada malam hari namun pada siang hari cenderung normal atau lebih sedikit. Penyebab poliuria nokturnal adalah gagal jantung kongestif, pembengkakan kaki, gangguan tidur seperti obstructive sleep apnea, penggunaan obat diuretik, glikosida jantung, demeclocycline, lithium, methoxyflurane, phenytoin, propoxyphene, vitamin D yang berlebihan, diet tinggi natrium, serta konsumsi cairan dan minuman berkafein sebelum tidur.
Nocturnal Urinary Frequency
Adalah keadaan pasien umumnya berkemih dengan volume sedikit atau berkemih lebih sering akibat dari kandung kemih yang tidak dapat dikosongkan atau diisi sepenuhnya. Kandung kemih yang tidak dapat dikosongkan disebabkan oleh adanya obstruksi atau terdapat hiperplasia prostat jinak pada laki-laki, sedangkan kandung kemih yang tidak dapat terisi penuh dapat disebabkan oleh kandung kemih overaktif, infeksi saluran kemih, pembengkakan, interstitial cystitis, bladder malignancy, dan obstructive sleep apnea.
Pasien akan dievaluasi menggunakan catatan harian berkemih, dimana pasien akan mencatat seluruh aktifitas minum dan berkemih selama minimal 3 hari (frekuensi, volume dan jenis cairan yang dikonsumsi).
Untuk mengevaluasi keungkinan lain penyebab dari frekuensi berkemih yang meningkat terutama pada pasien wanita ialah, infeksi saluran kemih, sehingga pemeriksaan laboratorium urin diperlukan.
Dari hasil evaluasi, penanganan terhadap nokturia dan urinary frequency difokuskan berdasarkan penyebabnya. Ahli urologi akan merekomendasikan pengobatan berupa
Perubahan gaya hidup
Medikasi
National Association for Continence. Nocturia. (https://www.nafc.org/nocturia) Accessed 5/12/2020.
Marinkovic SP, Gillen LM, Stanton SL. Managing Noctura. BMJ 2004;328:1063.
SleepFoundation.org. Nocturia or Frequent Urination at Night. (https://www.sleepfoundation.org/articles/nocturia-or-frequent-urination-night) Accessed 5/12/2020.
American Urological Association, Urology Care Foundation. Nocturia. (https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/nocturia) Accessed 5/12/2020.
Ditulis oleh dr. I Putu Gde Fredy Gunawan
Retensi urin adalah gangguan pada kemampuan pasien untuk buang air kecil secara volunter. Penyakit dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau secara berangsur (kronik). Segera konsultasi dengan dokter apabila tidak dapat mengeluarkan air seni dan merasa kandung kemih sudah terasa penuh dan nyeri.
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. Penyebab paling sering retensi urin adalah gangguan obstruksi pada saluran kemih seperti penyakit benign prostatic hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat. Selain pembesaran prostat (53% seluruh kasus retensi urin) terdapat penyebab infeksi, inflamasi (bengkak), iatrogenik (akibat tindakan medis) dan neurologis. Pada pasien dalam kelompok usia 70, retensi urin dialami oleh 1 laki-laki pada setiap 100 laki-laki dan angka ini terus meningkat dengan bertambahnya usia.
Gejala yang sering timbul pada pasien dengan retensi urin akut adalah ketidakmampuan pasien untuk buang air kecil (BAK) walaupun sudah memiliki sensasi yang kuat untuk BAK. Pasien juga sering melaporkan keluhan nyeri dan kembung pada perut bagian bawah. Pasien dengan retensi urin kronik, berbeda dimana pasien sering tidak merasakan keluhan. Pasien sering tidak merasa terdapat masalah sampai terkena penyakit akibat dari retensi urin seperti infeksi pada saluran kemih. Pasien dapat merasakan peningkatan dalam frekuensi BAK, kesulitan dalam buang air seni, pancuran yang lemah atau terputus-putus, sensasi yang kuat untuk BAK terus-menerus walaupun sudah mengeluarkan urin, dan rasa tidak nyaman terus-menerus pada perut bagian bawah.
Penanganan awal retensi urin berupa penilaian apakah terdapat hambatan sepanjang saluran kemih pasien dan pengurangan tekanan kandung kemih dengan kateter. Kateter dapat dipasang dipasang pada daerah suprapubik (daerah di antara pusar dengan tulang kelamin) apabila terdapat hambatan pada saluran kemih pasien. Penanganan ini dapat secara langsung memberikan kelegaan pada pasien dan menurunkan risiko infeksi. Tatalaksana lanjut akan berdasarkan penyebab retensi urin dan dirujuk kepada dokter spesialis Urologi.
Gambar 1. Kateter suprapubik
Serlin DC, Heidelbaugh JJ, Stoffel JT. Urinary Retention in Adults: Evaluation and Initial Management. Am Fam Physician. 2018 Oct 15;98(8):496-503. PMID: 30277739.
Suprapubic Catheter Bladder & Bowel Community [Internet]. Bladder & Bowel Community. 2021 [cited 22 December 2021]. Available from: https://www.bladderandbowel.org/surgical-treatment/suprapubic-catheter/
Ditulis oleh dr. Krisna Adhitya Wilantara Yusuf
Weak stream atau pancaran urin yang lemah adalah kondisi medis yang dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Pada umumnya, keluhan ini terjadi perlahan dan terkadang tidak disadari sampai pasien sama sekali tidak dapat berkemih (retensi). Keluhan ini seringkali dikaitkan dengan penyakit pembesaran prostat karena banyaknya kasus yang ditemukan pada laki-laki lansia.
Terdapat beberapa hal yang berpotensi menyebabkan pancaran urin yang lemah, diantaranya:
Gambar 1. Gangguan aliran urin akibat pembesaran prostat
Diagnosis pancaran urin yang lemah bertujuan mencari penyebab keluhan tersebut dan melakukan terapi yang tepat. Pasien juga dapat diminta untuk mengisi catatan harian berkemih untuk memantau volume dan frekuensi berkemih. Selanjutnya, dapat dilakukan pemeriksaan fisik, salah satunya pemeriksaan colok dubur untuk menilai kondisi prostat.
Selanjutnya beberapa pemeriksaan dapat dilakukan sesuai indikasi, yaitu:
Tata laksana keluhan ini harus disesuaikan dengan penyebab keluhan. Beberapa pilihan terapi untuk keluhan ini diantaranya:
Gerber GS, Brendler CB. Evaluation of the urologic patient: history, physical examination, and urinalysis. In: Wein AJ, Kavoussi LR, Partin AW, Peters CA, eds. Campbell-Walsh Urology. 11th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2016:chap 1.
Smith PP, Kuchel GA. Aging of the urinary tract. In: Fillit HM, Rockwood K, Young J, eds. Brocklehurst's Textbook of Geriatric Medicine and Gerontology. 8th ed. Philadelphia, PA: Elsevier, 2017:chap 22.
Ditulis oleh dr. Lenggo Septiady Putra
Mengompol adalah keluhan keluarnya urin di luar kehendak sehingga menimbulkan masalah sosial dan/atau kesehatan. Mengompol merupakan masalah yang cukup kompleks yang dapat berimbas ke ekonomi dan sosial.
Terdapat beberapa hal yang berpotensi menyebabkan mengompol, diantaranya
Kondisi ini didiagnosis terutama pada pola gejala. Menyimpan buku harian urin (catatan buang air kecil setiap hari dan asupan cairan) dapat membantu dokter layanan kesehatan menentukan pola dan menetapkan diagnosis. Dokter juga akan mengajukan pertanyaan tentang kesehatan umum, riwayat mengompol, operasi masa lalu, penyakit, dan obat apa pun yang sedang dikonsumsi. Pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul, akan dilakukan, dan sampel urin akan diuji. Kadang-kadang tes lain yang lebih rumit mungkin diperlukan untuk menegakkan atau mengkonfirmasi diagnosis atau untuk memandu pengobatan.
Orang sering hidup dengan mengompol tanpa mencari bantuan. Banyak kasus dapat disembuhkan atau dikendalikan dengan pengobatan yang tepat. Masalah tersebut dapat berkontribusi pada penurunan sosialisasi, penurunan kualitas hidup dan depresi. Bangun di malam hari untuk buang air kecil juga meningkatkan risiko jatuh dan patah pinggul.
Pengobatan untuk mengompol tergantung pada jenis mengompol, tingkat keparahannya dan penyebab yang mendasarinya. Kombinasi pengobatan mungkin diperlukan. Jika terdapat kondisi yang mendasari menyebabkan gejala, dokter akan terlebih dahulu mengobati kondisi itu.
Dokter akan merekomendasikan:
Rahardjo HE, Tjahjodjati, Hakim L, Santoso BI, Hakim S, Moegni F et al. Inkontinensia urine pada perempuan. In: Rahardjo HE. Panduan tata laksana inkontinensia urine pada dewasa. 2nd ed. Jakarta: PERKINA. 2018. Pg 7-34
Lucacz ES. Evaluation of urinary incontinence in females. https://www.uptodate.com/contents/search. Accessed December 21, 2021.
South-Paul JE, et al., eds. Urinary incontinence. In: Current Diagnosis & Treatment: Family Medicine. 5th ed. McGraw Hill; 2020. https://accessmedicine.mhmedical.com. Accessed December 21, 2021.
AskMayoExpert. Female urinary incontinence and voiding dysfunction (adult). Mayo Clinic. 2019.
AskMayoExpert. Male urinary incontinence. Mayo Clinic. 2019.
McAninch JW, et al., eds. Urinary incontinence. In: Smith & Tanagho's General Urology. 19th ed. McGraw Hill; 2020. https://accessmedicine.mhmedical.com. Accessed December 21, 2021.
Definitions and facts for bladder control problems (urinary incontinence). National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/bladder-control-problems/definition-facts. Accessed December 21, 2021.
Lucacz ES. Treatment of incontinence in females. https://www.uptodate.com/contents/search. Accessed December 21, 2021.
Frawley J, et al. Complementary and conventional health-care utilization among young Australian women with urinary incontinence. Urology. 2017; doi:10.1016/j.urology.2016.07.060.
Liu B, et al. Electroacupuncture versus pelvic floor muscle training plus solifenacin for women with mixed urinary incontinence: A randomized noninferiority trial. Mayo Clinic Proceedings. 2019; doi:10.1016/j.mayocp.2018.07.021.
Wieland LS, et al. Yoga for treating urinary incontinence in women. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2019; doi:10.1002/14651858.CD012668.pub2.
Berlowitz D. Prevention of pressure-induced skin and soft tissue injury. https://www.uptodate.com/contents/search Accessed December 21, 2021.
What is urinary incontinence? Urology Care Foundation. https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/urinary-incontinence. Accessed December 21, 2021.
Ziegelmann MJ, et al. The impact of prior urethral sling on artificial urinary sphincter outcomes. Canadian Urological Association Journal. 2016;10:405.
Warner KJ. Allscripts EPSi. Mayo Clinic. Jan. 10, 2021.
Ditulis oleh dr. Mohamad Rheza Firmansyah
Nyeri perut adalah salah satu gejala terpenting dalam praktik klinis karena mewakili banyak penyebab dan faktor predisposisi yang dapat dikaitkan dengan penyebab lokal atau sistematis. Nyeri perut bawah dapat disebabkan masalah di dalam perut atau di luar perut, salah satunya alat kelamin (karena torsi atau orkitis).
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan nyeri perut bawah di bidang urologi, diantaranya:
Dalam mengetahui penyebab keluhan nyeri perut bawah, khususnya dalam bidang urologi, Anda akan ditanyakan mengenai gejala yang dialami. Karakteristik nyeri perut bawah sangat tipikal dan dapat memperkirakan organ terkait.
Gambar 1.
A) Karakteristik nyeri: bertahap, progresif; B) Karakteristik nyeri: kolik, kram, intermiten; C) Karakteristik nyeri: tiba-tiba, nyeri hebat; D) Nyeri alih. Lingkaran menunjukkan sumber utama atau area dengan rasa sakit yang sangat hebat.
Sumber Gambar: Abdullah, M. Diagnostic Approach and Management of Acute Abdominal Pain. 2021
Terapi awal nyeri perut bawah bergantung pada penyebab nyeri. Pemberian pereda nyeri (analgesik) dapat meredakan nyeri dan tidak mengaburkan diagnosis. Selain itu, antibiotik yang tepat harus diberikan sesuai dengan indikasi, misal untuk peritonitis (peradangan pada perut). Nyeri nosiseptif meliputi nyeri tulang dan nyeri jaringan lunak, biasanya digambarkan sebagai nyeri tumpul dan sakit. Jenis nyeri ini akan sangat sensitif terhadap obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan opioid. Nyeri neuropatik terjadi akibat kerusakan perifer atau SSP. Biasanya digambarkan sebagai rasa sakit yang membakar atau tajam. Nyeri neuropatik biasanya tidak terlalu responsif terhadap NSAID atau opioid. Analgesik adjuvant seperti antidepresan dan antikonvulsan harus digunakan pada kasus pertama. Dalam beberapa kondisi, pengobatan antibiotik empiris dapat diberikan saat menegakkan diagnosis kerja nyeri perut tanpa menunggu hasil tes kultur. Secara umum, penatalaksanaan pasien dengan nyeri akut abdomen pada akhirnya mencakup penentuan apakah kasus tersebut merupakan kasus pembedahan yang memerlukan tindakan pembedahan.
Eliwa, Ahmed M. Urological Causes of Abdominal Pain in Children: A Mini Review. Ann Pediatr Child Health 4(1): 1097 (2016)
Abdullah, M. Diagnostic Approach and Management of Acute Abdominal Pain. 2021
Borda, A. Paez, F. Charnay-Sonnek, V. Fonteyne, et al. Guidelines on Pain Management and Palliative Care. EAU. 2014:56
Ditulis oleh dr. Mohammad Taufiq Alamsyah
Air mani berdarah atau yang dikenal dalam kedokteran hematospermia adalah suatu kondisi dimana ditemukannya adanya darah dalam sperma.
Gambar 1. Darah dalam air mani (hemotospermia)
(Sumber Gambar: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16513-blood-in-the-semen-haemospermia)
Penyebab utama adanya darah dalam air mani belum diketahui secara pasti. Keadaan ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada pria usia 30-40 tahun. Beberapa penyebab air mani berdarah yang telah diketahui akan dijelaskan sebagai berikut:
Kelainan kongenital
Kelainan kongenital pada vesika seminalis atau duktus ejakulatori dapat mempengaruhi adanya darah dalam air mani
Inflamasi/infeksi
Peradangan/infeksi pada pada kelenjar, saluran, atau organ reproduksi dapat menyebabkan munculnya darah dalam air mani. Peradangan yang menjadi penyebab bercampurnya darah dalam air mani diantaranya peradangan pada uretra (uretritis), peradangan vesikula seminalis, peradangan pada kelenjar prostat (prostatitis), peradangan epididimis testis yang berfungsi menyimpan sperma (epididimitis), peradangan testis (orchitis), tuberkulosis, schistosomiasis, peradangan pada prostat, epididimis, dan uretritis pada umumnya menyebabkan nyeri pada saat buang air kecil. Penyakit menular seksual yang berhubungan dengan adanya darah dalam air mani yaitu kencing nanah (gonorrhea), klamidia, herpes simplex, HIV, kondiloma.
Obstruksi
Obstruksi pada prostat, vesika seminalis dan duktus ejakulatori, pembesaran prostat jinak, divertikula vesika seminalis, striktur uretra dapat mempengaruhi timbulnya darah dalam air mani.
Tumor
Tumor jinak atau ganas testis/epididimis, prostat, kandung kemih, vesika seminalis, melanoma, dan uretra dapat menyebabkan adanya darah dalam air mani.
Kelainan pembuluh darah
Dapat berupa varises prostat, telangiektasis prostat, hemangioma, kelainan pada vena uretra posterior, aktivitas sex atau masturbasi dapat memicu terjadinya darah dalam air mani.
Trauma
Trauma fisik seperti pukulan pada testis, perineum dapat menyebabkan pembuluh darah p
ecah sehingga membuat air mani bercampur dengan darah. Prosedur medis seperti pemeriksaan biopsi prostat, post injeksi hemoroid, instrumentasi, vasektomi juga dapat menyebabkan kondisi ini 4 minggu setelah tindakan.
Sistemik
Keadaan sistemik yang dapat memicu timbulnya darah dalam air mani antara lain: hipertensi, hemofili, purpura, kelainan perdarahan, penyakit hati kronis, limfoma, sirosis, amilodosis, penyakit renovaskular, dan kelainan anemia sel sabit.
Gambar 2. Anatomi Saluaran Kemih dan Kelamin Pria
(Sumber :Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s General Urology 17th edition)
Gejala klinis penyerta pada pasien dengan air mani berdarah biasanya dapat mengeluh beberapa keluhan berikut ini:
Dalam menegakkan diagnosa dari gejala air mani berdarah harus dilakukan pencarian penyebabnya. Kebanyakan kasus hematospermia disebabkan karena infeksi saluran kemih dan keganasan terutama usia lebih dari 40 tahun. Untuk memastikan penyebab sumber darah dalam air mani tersebut, beberapa pemeriksaan tambahan lainnya yang mungkin dilakukan antara lain:
Pemeriksaan yang lebih lengkap dan harus dilakukan segera apabila
Pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab adanya darah dalam air mani. Dalam terapi hematospermia dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan penilaian pemeriksaan fisik, laboratorium dan pemeriksaan semen.
Salonia A, Bettocchi C, Carvalho J, et al. Sexual and Reproductive Health EAU Guidelines. Published online 2021:282. https://uroweb.org/guideline/sexual-and-reproductive-health/#10
Suh Y, Gandhi J, Joshi G, et al. Etiologic classification, evaluation, and management of haemospermia. Transl Androl Urol. 2017;6(5):959-972. doi:10.21037/TAU.2017.06.01
Stefanovic KB, Gregg PC, Soung M. Evaluation and Treatment of Haemospermia. Am Fam Physician. 2009;80(12):1421-1427. Accessed December 21, 2021. www.aafp.org/afpAmericanFamilyPhysician1421
Blood in Semen (Haemospermia): Causes & Treatment. Accessed December 21, 2021. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16513-blood-in-the-semen-haemospermia
Ditulis oleh dr. Rudini Effendi
Kolik merupakan nyeri tumpul yang dirasakan tiba-tiba akibat spasme otot polos pada organ berongga yang umumnya disebabkan karena hambatan pasase dalam rongga tersebut. Nyeri ini timbul oleh karena hipoksia, dirasakan hilang timbul, dapat disertai mual dan muntah. Kolik merupakan suatu keadaan emergensi yang sering dan penting pada praktek kesehatan. Hal ini biasanya disebabkan oleh obstruksi dari saluran kemih oleh karena batu. Sekitar 5-12% populasi akan menderita batu saluran kemih selama hidup.
Kolik pada saluran kemih dapat terjadi karena adanya batu saluran kemih akibat adanya sumbatan yang terbentuk di antara ginjal dan uretra.
Konsultasikan dengan dokter spesialis urologi jika Anda mengalami kolik ginjal. Dokter akan mencari tahu terkait riwayat kesehatan, seperti riwayat operasi sebelumnya, riwayat penyakit keluarga, dan riwayat rasa sakit sebelumnya. Dokter juga dapat melakukan beberapa tes untuk memastikan penyebab rasa sakit, dimulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan rontgen, ultrasonografi, dan pemeriksaan CT-Scan.
Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang tersedia untuk kolik, tergantung jenis nyeri dan tingkat keparahan kondisinya. Anda mungkin diberikan obat penghilang rasa nyeri dan obat anti-inflamasi untuk mengurangi ketidaknyamanan.
CKS.nice.org.uk/renal-colic-acute. Kidney Disease and Urology.2009
Teichman JMH. Acute renal colic from ureteral calculus. N Engl J Med 2004;350:684-93
Davey P. Batu saluran kemih in At a glance medicine. Erlangga. Jakarta, 2006: 242-243
Ditulis oleh dr. Ryan Falamy
Keinginan yang kuat dan tiba-tiba untuk berkemih walaupun penderita belum lama sudah berkemih dan kandung kemih belum terisi penuh seperti keadaan normal.
Keluhan muncul ketika tekanan di kandung kemih meningkat perlahan, dan terasa semakin sulit untuk menahan berkemih. Tekanan inilah yang menyebabkan keinginan kuat untuk segera berkemih. Urgensi urin juga menyebabkan seseorang untuk sering berkemih daripada orang normal.
Untuk diagnosis urgensi urin, seorang dokter akan menanyakan terkait frekuensi berkemih, waktu munculnya, cairan yang dikonsumsi, dan obat-obatan apa yang digunakan. Dokter juga dapat memeriksakan urin dan darah untuk dianalisis. Pada beberapa kasus dibutuhkan pemeriksaan fungsi kandung kemih untuk melihat apakah ada kelainan fungsi dari kandung kemih atau tidak.
Terapi yang diberikan pada pasien beragam tergantung dari penyebab dan kondisi pasien. Terapi yang dapat diberikan antara lain:
Goode, P. S., et al. (2011). Behavioral therapy with or without biofeedback and pelvic floor electrical stimulation for persistent post-prostatectomy incontinence — a randomized controlled trial.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5557087/
Thüroff, J. W., et al. (2011). EAU guidelines on urinary incontinence.
https://sdb.unipd.it/sites/sdb.unipd.it/files/WEB%20Guidelines%20on%20Urinary%20Incontinence.pdf
Treatment for bladder infection (urinary tract infection — UTI) in adults. (2017).
https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/bladder-infection-uti-in-adults/treatment
Wallace, K. M., & Drake, M. J. (2015). Overactive bladder.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4754030/
Ditulis oleh dr. Ryan Ramon
Nyeri buah zakar adalah nyeri yang terjadi di dalam atau di sekitar buah zakar (testis), yaitu dua organ oval seukuran buah zaitun yang merupakan bagian dari sistem reproduksi pria. Terkadang nyeri testis sebenarnya berasal dari tempat lain di selangkangan atau perut, dan dirasakan di salah satu atau kedua testis (nyeri alih).
Gambar 1. Buah zakar (testis)
(Sumber: Should you worry about swollen testicles? 2019 Nov 21. Available from:
https://healthcare.utah.edu/healthfeed/postings/2019/11/swollen-testicle.php)
Ada berbagai penyebab nyeri pada buah zakar, antara lain:
Keluhan yang dirasakan bervariasi tergantung penyebabnya. Selain nyeri pada buah zakar atau kantung buah zakar, pasien dapat merasakan nyeri pada bagian lain seperti daerah selangkangan. Selain itu, pasien biasanya juga mengeluhkan pembengkakan dan kemerahan pada kantung buah zakar, munculnya benjolan atau tonjolan di selangkangan yang dapat meluas hingga ke kantung buah zakar, hingga gangguan kesuburan.
Dokter biasanya akan menanyakan beberapa hal terkait keluhan yang dirasakan, seperti bagaimana awal mula munculnya nyeri, apakah nyeri terasa sangat berat, dan keluhan penyerta lainnya seperti yang telah disebutkan. Untuk mengetahui lebih pasti tentang penyebab keluhan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik langsung pada buah zakar dan area sekitar organ reproduksi. Selain itu, beberapa tes seperti ultrasonografi mungkin juga diperlukan.
Segera kunjungi dokter jika nyeri muncul mendadak atau tiba-tiba, nyeri yang terasa berat, disertai dengan mual, demam, keringat dingin atau adanya darah dalam air kencing.
Nyeri pada buah zakar akibat peradangan umumnya dapat membaik dengan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol. Antibiotik juga diperlukan bila ditemukan peradangan akibat infeksi pada buah zakar. Pada kasus tertentu, dokter akan merekomendasikan operasi untuk membuang cairan atau mengangkat benjolan.
Pada kondisi darurat, seperti torsio testis (testis yang terpuntir), diperlukan pembedahan segera untuk mengembalikan aliran darah ke testis agar tidak terjadi kerusakan buah zakar secara permanen yang dapat menyebabkan kemandulan.
Testicular pain: 10 common causes and when to worry [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from:
https://www.netdoctor.co.uk/healthy-living/wellbeing/a28954/testicular-pain/
Gordhan CG, Sadeghi-Nejad H. Scrotal pain: Evaluation and management. Vol. 56, Korean Journal of Urology. 2015.
Velasquez J, Boniface MP, Mohseni M. Acute Scrotum Pain. StatPearls [Internet]. 2021 Jul 18 [cited 2021 Dec 21]; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470335/
Belanger G V., VerLee GT. Diagnosis and Surgical Management of Male Pelvic, Inguinal, and Testicular Pain. Vol. 96, Surgical Clinics of North America. 2016.
Testicle pain When to see a doctor - Mayo Clinic [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from:
https://www.mayoclinic.org/symptoms/testicle-pain/basics/when-to-see-doctor/sym-20050942
Ditulis oleh Yasmina Zahra Syadza