Sumber: Cleveland Clinic (https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17769-adrenal-tumors)
Ginjal
Manusia mempunyai dua buah ginjal yang berbentuk seperti kacang berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa dengan panjang 12 cm dan lebar 6 cm. Ginjal memiliki fungsi untuk mengatur jumlah air di dalam darah, menyaring zat sisa metabolisme, menghasilkan hormon yang berfungsi untuk mengendalikan tekanan darah dan produksi sel darah merah, serta mengatur pH atau tingkat keasaman darah. Ginjal yang normal mampu menyaring 120-150 liter darah setiap harinya.
Ureter
Seperti layaknya ginjal, manusia mempunyai dua buah ureter berbentuk pipa. Ureter memiliki fungsi sebagai saluran untuk mengalirkan urin ke dalam kandung kemih. Ureter normal memiliki variasi panjang 22 - 30 cm.
Adrenal
Kelenjar adrenal adalah kelenjar terpisah yang berada di bagian atas masing-masing ginjal. Kelenjar adrenal memproduksi beberapa hormon, seperti hormon stress, hormon seks dan juga hormon yang membantu dalam pengaturan metabolisme tubuh. Beberapa hormon yang di produksi oleh kelenjar adrenal adalah sebagai berikut:
Ishii H., Abourmarzouk O.M., Poppel H.V. Blandy's Urology. 3rd ed. New Jersey: John Wiley & Sons Ltd.; 2019. Chapter 5. Kidney and Ureter Anatomy. p.93 - 106
Megha R, Wehrle C, Kashyap S, Leslie S. Anatomy, Abdomen and Pelvis, Adrenal Glands (Suprarenal Glands) [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov. 2021 [cited 28 February 2022]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482264/
Tumor pada kelenjar adrenal yang merupakan kasus yang jarang ditemui. Banyak dari tumor ini ditemukan secara tidak sengaja saat melakukan pemeriksaan pencitraan abdomen atau juga pada saat autopsi, sehingga sering juga disebut dengan adrenal incidentaloma. Ada pula yang ditemukan karena adanya efek dari produksi hormon yang berlebihan.
Gambar 1. Anatomi kelenjar adrenal
(Sumber: https://medlineplus.gov/ency/imagepages/8720.html)
Beberapa teori yang dikemukakan oleh ahli mengenai etiologi dari timbulnya tumor adrenal ini adalah gangguan pada sistem reparasi sel atau adanya kerusakan DNA.
Tumor non fungsional:
Biasanya pada orang dewasa, tumbuh lebih cepat daripada tumor fungsional, gejala yang ditimbulkan dapat berupa; demam, berat badan berkurang, nyeri perut dan nyeri tekan, sakit pada punggung, pembesaran abdomen, rasa penuh pada bagian abdomen, dan gejala lain yang berhubungan dengan metastasis.
Tumor fungsional:
Dokter Anda akan menganjurkan beberapa pemeriksaan laboratorium hormonal untuk mengevaluasi sesuai keluhan dan gejala. Selain itu beberapa pemeriksaan pencitraan juga akan dilakukan antara lain CT-scan menggunakan kontras atau MRI untuk membantu menentukan benjolan mengarah ke keganasan atau tidak.
Tortora Gerard J, Derrickson Bryan H. Principles of Anatomy and Physiologyvolume 1: Adrenal Glands. Edisi XII. Asia : Wiley; 2009
Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi volume 2 : Sistem Endokrin . EdisiVII. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2004
Ditulis oleh dr. Fanny Riana Ridwan
Kanker ginjal adalah keganasan yang berlokasi di ginjal. Pada orang dewasa, renal clear cell carcinoma adalah jenis kanker ginjal yang paling umum. Pada anak-anak lebih mungkin mengalami sejenis kanker ginjal yang disebut tumor Wilms.
Kanker ginjal dimulai ketika beberapa sel ginjal mengalami perubahan (mutasi) dalam DNA mereka. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker ginjal antara lain:
Kanker ginjal adalah salah satu dari 10 kanker paling umum pada pria dan wanita. Secara keseluruhan, risiko mengalami kanker ginjal pada pria adalah sekitar 1 dari 46 (2,02%). Risiko untuk wanita adalah sekitar 1 dari 80 (1,03%).
Kanker ginjal biasanya tidak bergejala dan lebih dari 50% tumor dideteksi secara kebetulan. Pada stadium lanjut, kanker ginjal dapat memunculkan gejala seperti:
Untuk mendiagnosis kanker ginjal, dokter akan menanyakan gejala dan keluhan yang dialami pasien dan riwayat kesehatan pasien. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya benjolan atau pembengkakan di sekitar punggung bawah dan pinggang. Pemeriksaan lanjutan seperti tes urin, tes darah, pencitraan dengan ultrasonografi (USG), computed tomography (CT scan), atau magnetic resonance imaging (MRI), dan biopsi atau pengambilan sampel jaringan ginjal juga diperlukan untuk memastikan diagnosis. Tes darah, untuk memeriksa tanda gangguan fungsi pada ginjal.
Kesintasan hidup selama 5 tahun secara keseluruhan adalah 93% untuk pasien yang didiagnosis pada tahap awal penyakit. Sementara itu tingkat kesintasan keseluruhan untuk kanker ginjal dan panggul adalah 75%.
Terapi kanker ginjal disesuaikan dengan ukuran, letak, dan stadium kanker, serta kondisi pasien secara keseluruhan. Ada beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan yaitu:
Upaya pencegahan terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker ginjal adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi:
Renal Cancer - StatPearls - NCBI Bookshelf [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558975/
Kidney cancer - Symptoms and causes - Mayo Clinic [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/kidney-cancer/symptoms-causes/syc-20352664
Kidney Cancer. American Cancer Society. [cited 2021 Dec 21]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/kidney-cancer.html
Ditulis oleh dr. Ervandy Rangganata
Kanker saluran kemih bagian atas adalah kanker yang terjadi di bagian atas saluran kemih yaitu ureter, pielokaliks (pelvik renalis). Kebanyakan kanker ini merupakan kanker jenis urothelial.
Gambar 1. Kanker Saluran Kemih Bagian Atas (UTUCs)
Sumber Gambar: Yamashita, 2017 9. (Int Urol Nephrol. 2017;49(3):425-430)
Kanker saluran kemih bagian atas kebanyakan merupakan kanker jenis urothelial. Kanker urothelial merupakan tumor urutan ke 4 terbanyak. Kanker saluran kemih bagian atas terjadi hanya 5-10% kasus dari tumor jenis urothelial. Angka kejadian kanker ini sangat jarang. Insiden kanker saluran kemih bagian atas di negara barat sekitar 2 kasus per 100.000 penduduk. Insidennya meningkat pada laki-laki usia 70-90 tahun dan frekunsi kejadiannya 2 kali lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Angka mortalitas pasien dengan kanker saluran kemih bagian atas meningkat pada usia tua, jenis kelamin laki-laki, dengan tumor stadium lanjut.
Penyebab terjadinya kanker saluran kemih bagian atas tidak diketahui secara pasti tetapi beberapa faktor resiko yang dapat memicu timbulnya kanker saluran kemih bagian atas adalah
Faktor Genetik
Faktor lingkungan
Infeksi atau peradangan jangka waktu lama pada ureter dan pelvis atau ginjal
Kemoterapi atau radioterapi dari kanker sebelumnya
Penggunaan jangka panjang dan banyak obat anti nyeri
Memiliki riwayat lynch syndrome atau Balkan nephropathy.
Kanker saluran kemih bagian atas sulit didiagnosa pada stadium awal dan dapat tidak ada keluhan (15%) jika perkembangan sel kankernya lambat. Beberapa gejala klinis yang sering terjadi pada kanker saluran kemih bagian atas adalah
Kanker saluran kemih bagian atas dibagi menjadi dua berdasarkan resiko yaitu;
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu
Pengobatan kanker saluran kemih bagian atas diberikan pada pasien berdasarkan grade dan stadium kanker, lokasi kanker, usia, status kesehatan general pasien, fungsi ginjal dan kemauan atau preferensi pasien. Pengobatan utama kanker saluran kemih bagian atas adalah
Pembedahan
Pembedahan sangat efektif untuk mengobati kanker saluran kemih bagian atas. Operasi dapat dilakukan secara terbuka atau laparoskopi. Pada pasien dengan resiko rendah dan tidak metastasis direkomendasikan untuk operasi kidney-sparing. Pada pasien dengan resiko tinggi tanpa metastasis direkomendasikan untuk operasi nefroureterektomi radikal
Kemoterapi
Kemoterapi berfungsi untuk membunuh atau memperlambat perkembangan sel kanker. Pilihan obat kemoterapi didasarkan dengan stadium kanker. Kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau setelah operasi. Obat yang direkomendasikan sebagai lini pertama adalah cisplatin. Jika tidak bisa dengan cisplatin dapat digunakan pembrolizumab. Sebagai terapi lini ke-2 dapat digunakan pembrolizumab atau atezolizumab untuk pasien yang penyakitnya progresif setelah terapi kombinasi metastase.
Immunoterapi
Jika kanker sudah meluas atau metastasis, terapi yang ini dapat digunakan untuk mengobati kanker saluran kemih bagian atas.
Radioterapi
Radioterapi ini menggunakan sinar x-ray yang tinggi untuk melemahkan atau membunuh sel kanker.
Palliative care (perawatan paliatif)
Pada beberapa kasus kanker saluran kemih bagian atas, terapi paliatif menrupakan pilihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi keluhan tanpa mengobati penyakitnya
Pada pasien kanker stadium 2-3 dapat bertahan hidup selama 5 tahun sebanyak < 50% kasus, pada kanker stadium 4 dapat bertahan hidup selama 5 tahun sebanyak < 10% kasus.
Rouprêt M, Babjuk M. Upper Urinary Tract Urothelial Carcinoma EAU Guidelines on. Published online 2021.
Upper Tract Urothelial Cancer | Johns Hopkins Greenberg Bladder Cancer Institute. Accessed December 22, 2021. https://www.hopkinsmedicine.org/greenberg-bladder-cancer-institute/utuc/
Upper tract urothelial cancer (UTUC) | Cancer Council. Accessed December 22, 2021. https://www.cancer.org.au/cancer-information/types-of-cancer/rare-cancers/upper-tract-urothelial-cancer
Yamashita R, Watanabe R, Ito I, et al. Risk factors for intravesical recurrence after nephroureterectomy in patients with upper urinary tract urothelial carcinoma. Int Urol Nephrol. 2017;49(3):425-430. doi:10.1007/S11255-017-1510-5
Sagalowsky AI, Jarrett TW, Flanigan RC. Urothelial Tumors of the Upper Urinary Tract and Ureter. Campbell-Walsh Urol. Published online 2012:1516-1553.e7. doi:10.1016/b978-1-4160-6911-9.00053-0
Ditulis oleh dr. Muhammad Iqbal Tawfid
Batu ginjal adalah endapan keras mineral dan garam yang terjadi di dalam ginjal. Batu terjadi ketika urin pekat memungkinkan mineral mengkristal dan mengikat bersama. Batu ginjal jika terdeteksi cukup awal, jarang menyebabkan kerusakan permanen. Pasien dengan kondisi tertentu mungkin hanya memerlukan obat pereda nyeri dan air untuk mengeluarkan batu ginjal. Pembedahan mungkin diperlukan jika batu terperangkap di saluran kemih, menyebabkan infeksi, atau menyebabkan masalah.
Dalam kebanyakan kasus, batu ginjal tidak menimbulkan gejala sampai mereka bergerak di dalam ginjal pasien atau memasuki ureter. Gejalanya meliputi: nyeri samping dan punggung di bawah tulang rusuk, nyeri di perut bagian bawah dan selangkangan, gelombang dengan kekuatan yang bervariasi, buang air kecil dengan rasa sakit atau terbakar, urine berwarna merah muda, merah tua, atau coklat, urin keruh atau berbau, buang air kecil lebih sering atau dalam jumlah kecil, mual, demam dan kedinginan. Nyeri batu ginjal dapat berfluktuasi, berpindah dan meningkat intensitasnya ketika batu bergerak dalam saluran kemih.
Batu ginjal terbentuk ketika urin mengandung lebih banyak bahan kimia pembentuk kristal daripada yang bisa diencerkan oleh urin. Urin mungkin juga kekurangan bahan kimia yang mencegah kristal saling menempel sehingga memungkinkan batu ginjal berkembang.
Jenis batu ginjal pasien dapat membantu menentukan penyebabnya dan bagaimana mencegah batu ginjal di masa depan. Jenis batu ginjal meliputi :
Batu Kalsium : Kebanyakan batu ginjal adalah kalsium oksalat. Oksalat adalah bahan kimia alami yang diproduksi oleh hati atau terkandung dalam makanan. Beberapa buah dan sayuran, kacang-kacangan, dan cokelat mengandung oksalat yang tinggi. Variabel diet, dosis vitamin D tinggi, operasi bypass usus, dan penyakit metabolik dapat meningkatkan kadar kalsium atau oksalat dalam urin. Batu kalsium fosfat juga mungkin terjadi. Sering terjadi pada gangguan metabolisme seperti asidosis tubulus ginjal. Ini mungkin juga terkait dengan migrain atau obat kejang seperti topiramate (Topamax, Trokendi XR, Qudexy XR).
Batu Struvit : Batu struvite terbentuk sebagai respons terhadap infeksi saluran kemih. Batu-batu ini dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi cukup besar, terkadang dengan sedikit gejala atau sedikit peringatan.
Batu Asam Urat : Orang dengan diabetes atau sindrom metabolik, diare parah, atau malabsorpsi dapat mengalami batu asam urat. Faktor genetik meningkatkan risiko batu asam urat.
Batu Sistin : Batu ini terbentuk pada orang dengan kelainan herediter yang disebut cystinuria yang menyebabkan ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu.
Untuk mendiagnosa batu ginjal, dilakukan prosedur pengujian darah untuk memeriksa kadar kalsium dan asam urat, pemeriksaan urine juga dilakukan untuk mendeteksi kandungan mineral pembentuk batu atau kadar substansi pencegah pengkristalan. Penginderaan dengan CT-scan, X-ray pada abdomen, atau ultrasound dilakukan untuk mengetahui keberadaan batu pada saluran kemih. Analisa terhadap batu yang keluar dari urine juga dilakukan untuk mengetahui penyebab timbulnya batu dan mencegah formasi batu lebih banyak.
Penanganan batu ginjal bergantung pada jenis batu dan penyebabnya. Secara umum penanganan batu ginjal dibedakan berdasarkan ukuran batu, yaitu :
Batu berukuran kecil dan tanpa gejala
Batu berukuran kecil tidak memerlukan penanganan invasif, pasien dapat mengeluarkan batu dengan cara minum air 1,8 – 3,6 liter per hari untuk menjaga urine tetap encer dan mencegah pembentukan batu kembali. Saat keluarnya batu, pasien mungkin membutuhkan ibuprofen untuk menghilangkan rasa nyeri. Untuk memudahkan keluarnya batu ginjal, pasien dapat diberikan alpha blockers seperti Tamsulosin atau kombinasi dari sutasteride dan Tamsulosin untuk merelaksasi otot ureter sehingga batu dapat keluar lebih mudah dan meringankan nyeri.
Batu berukuran besar dan menimbulkan gejala signifikan
Pergerakan batu yang berukuran besar dapat menyebabkan perdarahan, kerusakan ginjal atau infeksi saluran kemih yang memerlukan penanganan khusus. Prosedur yang dapat dijalankan diantaranya
Pemecahan batu dengan gelombang ultasound (extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
Gelombang ultrasound memecah batu menjadi ukuran yang dapat melewati saluran kemih. Proses ini memerlukan anastesi untuk membuat pasien nyaman dan berlangsung sekitar 45 sampai 60 menit.
Operasi pengangkatan batu ginjal (percutaneous nephrolithotomy)
Jika batu berukuran sangat besar, maka metode ini digunakan untuk mengangkat batu dengan teleskop mini dan beberapa instrumen yang dimasukkan melalui punggung pasien.
Operasi kelenjar parathyroid
Jika penyebab batu ginjal adalah terbentuknya kalsium fosfat dari aktivitas kelenjar parathyroid yang overaktif maka kemungkinan terdapat tumor pada kelenjar parathyroid yang harus diangkat untuk menghentikan kelebihan produksi hormon parathyroid yang memicu pembentukan kaslium fosfat.
Pasien dapat menurunkan risiko batu ginjal dengan menjaga pola hidup sehat, diantaranya adalah dengan memenuhi kebutuhan air harian yang dapat diukur dari produksi urine harian. Pasien dengan histori batu ginjal disarankan untuk menghasilkan urine 2 liter per hari, jika volume tersebut terpenuhi dan urine berwarna jernih maka dapat dikatakan kebutuhan air terpenuhi. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan konsumsi makanan rendah oksalat, memilih makanan rendah garam dan protein hewani, dan konsumsi makanan berkalsium namun bukan suplemen kalsium.
Pengobatan batu ginjal bergantung dari jenis batu yang terbentuk pada pasien.
Batu Kalsium : thiazide diuretic or a phosphate-containing preparation
Batu Asam Urat : allopurinol (Zyloprim, Aloprim) untuk menurunkan asam urat dalam darah dan urine. Pada beberapa kasus, allopurinol and an alkalizing agent dapat meluruhkan batu asam urat.
Batu Struvite : Antibiotic dan konsumsi cairan untuk menjaga saluran urine tetap bersih dari bakteri penyebab infeksi.
Batu Sistin : Mengurangi konsumsi garam dan protein dan meningkatkan konsumsi cairan untuk meningkatkan produksi urine.
Goldman L, et al., eds. Nephrolithiasis. In: Goldman-Cecil Medicine. 26th ed. Elsevier; 2020. https://www.clinicalkey.com. Accessed Jan. 20, 2020.
Kidney stones. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/kidney-stones. Accessed Jan. 20, 2020.
McKean SC, et al., eds. Kidney stones. In: Principles and Practice of Hospital Medicine. 2nd ed. McGraw-Hill Education; 2017. https://accessmedicine.mhmedical.com/. Accessed Jan. 20, 2020.
What are kidney stones? American Urological Association. https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/kidney-stones. Accessed Jan. 20, 2020.
Kellerman RD, et al. Nephrolithiasis. In: Conn's Current Therapy 2020. Elsevier; 2020. https://www.clinicalkey.com. Accessed Jan. 20, 2020.
Warner KJ. Allscripts EPSi. Mayo Clinic. Jan. 20, 2020.
Curhan GC, et al. Diagnosis and acute management of suspected nephrolithiasis in adults. https://www.uptodate.com/search/contents. Accessed Jan. 20, 2020.
Yu ASL, et al., eds. Diagnostic kidney imaging. In: Brenner & Rector's The Kidney. 11th ed. Elsevier; 2020. https://www.clinicalkey.com. Accessed Jan. 20, 2020.
Fontenelle LF, et al. Kidney stones: Treatment and prevention. American Family Physician. 2019. https://www.aafp.org/afp/2019/0415/p490.html. Accessed Jan. 20, 2020.
Preminger GM. Options in the management of renal and ureteral stones in adults. https://www.uptodate.com/search/contents. Accessed Jan. 20, 2020.
Ditulis oleh dr. Muhammad Fahri
Batu ginjal terbentuk ketika mineral atau garam asam dalam urin Anda membentuk kristal yang kemudian menjadi batu. Beberapa batu mungkin meninggalkan tubuh Anda saat Anda buang air kecil, dan terkadang batu tersangkut di ureter, menghalangi aliran normal urin dan menyebabkan gejala. Batu ureter hampir selalu berasal dari ginjal, meskipun mereka dapat terus tumbuh setelah mereka bersarang di ureter.
Asupan cairan yang rendah, diikuti dengan volume produksi urin yang rendah, menghasilkan konsentrasi zat terlarut pembentuk batu yang tinggi dalam urin. Hiperkalsiuria adalah kelainan metabolik yang paling umum.
Berikut ini adalah empat jenis kimia utama batu ginjal, yang bersama-sama dikaitkan dengan lebih dari 20 penyebab yang mendasarinya:
Kejadian batu tergantung pada faktor geografis, iklim, etnis, diet, dan genetik. Risiko kekambuhan pada dasarnya ditentukan oleh penyakit atau kelainan yang menyebabkan terbentuknya batu. Di negara-negara dengan standar hidup yang tinggi seperti Swedia, Kanada atau Amerika Serikat, prevalensi batu ginjal sangat tinggi (> 10%). Untuk beberapa daerah, peningkatan lebih dari 37% selama 20 tahun terakhir telah dilaporkan.
Jika batu menghalangi aliran urin normal melalui ureter, Anda akan mengalami nyeri kolik ginjal yang didefinisikan sebagai rasa nyeri hilang timbul pada pinggang yang dapat menjalar hingga perut bagian depan, atau pada selangkangan (buah zakar pada pria, dan bibir vagina pada wanita) dan dapat disertai dengan gejala mual, muntah dan keringat dingin. Rasa sakit datang dalam gelombang dan tidak berkurang jika Anda mengubah posisi. Ini digambarkan sebagai salah satu pengalaman paling menyakitkan, mirip dengan melahirkan.
Kolik ginjal merupakan situasi darurat yang memerlukan penanganan untuk menghilangkan rasa sakit. Batu yang tidak menyumbat ureter sepenuhnya dapat menyebabkan nyeri tumpul yang berulang di panggul. Pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk mengetahui apakah Anda memiliki batu ginjal atau ureter.
Selain evaluasi berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, diperlukan juga beberapa pemeriksaan penunjang berupa pengambil darah, selain itu juga diperlukan pemeriksaan pencitraan menggunakan,
Pada abad ke-21, penyakit batu menjadi penyakit yang menyumbang angka kematian di Inggris dan Wales. Tren peningkatan kematian ini ditempatkan dalam konteks meningkatnya insiden penyakit batu di Inggris dan jumlah kejadian penyakit di rumah sakit terkait batu. Penyebab utama kematian yang berkaitan dengan komplikasi penyakit batu untuk setiap kasus individu harus diselidiki lebih lanjut untuk memfasilitasi pencegahan komplikasi penyakit Batu.
Pengobatan Konservatif
Sebagian besar batu ginjal atau ureter akan keluar dari tubuh anda saat anda buang air kecil. Namun, tergantung pada ukuran dan lokasi batu, anda perlu waktu untuk melewati batu tersebut. Anda mungkin menderita kolik ginjal saat batu bergerak. Jika anda memiliki batu yang sangat kecil ada kemungkinan 95% melewati batu ini dalam waktu 6 minggu.
Secara umum, semakin dekat batu dengan kandung kemih, semakin tinggi peluang untuk melewatinya. Semakin besar batu, semakin kecil peluang untuk melewatinya.
Ada 2 pilihan pengobatan konservatif yang umum. Medical Expulsive Therapy (MET) dan melarutkan batu asam urat. Dalam kedua kasus Anda mendapatkan obat.
Pengangkatan batu secara aktif
Ada 3 cara umum untuk menghilangkan batu: shock-wave lithotripsy (SWL), ureteroscopy (URS), dan percutaneous nephrolithotomy (PCNL). Pengangkatan batu secara aktif diindikasikan pada:
Gambar 1. Saluran Kemih
Gambar 2. Area yang sering pada nyeri kolik ginjal
Sumber gambar : EAU. Information for patients: Kidney And Ureteral Stone. 2021
Bahkan jika Anda memiliki risiko rendah untuk membentuk batu lain, dokter dan perawat Anda akan menyarankan Anda untuk membuat beberapa perubahan gaya hidup. Langkah-langkah ini mengurangi risiko batu dan meningkatkan kesehatan Anda secara umum:
EAU. Information for patients: Kidney And Ureteral Stone. 2021 [cited 2021 December 20]. Available from: https://patients.uroweb.org/other-diseases/kidney-and-ureteral-stones/
C. Türk (Chair) et al. EAU Guidelines on Urolithiasis. 2021.
Kum F, Mahmalji W, Hale J, Thomas K, Bultitude M, Glass J. Do stones still kill? An analysis of death from stone disease 1999-2013 in England and Wales. BJU Int. 2016;118(1):140-144. doi:10.1111/bju.13409
Ditulis oleh dr. Muhammad Haritsyah Warli
Ginjal berfungsi menyaring limbah sisa metabolisme dan kelebihan carian dalam darah untuk dibuang melalui urine. Normalnya, ginjal menyaring 120-150 liter darah dan menghasilkan 1-2 liter urine per hari. Ginjal juga berfungsi menghasilkan enzim yang menjaga tekanan darah dan kadar garam dalam tubuh tetap normal. Ginjal memproduksi vitamin D dan hormon eritropoietin yang merangsang pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang belakang.
Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan ginjal secara bertahap akibat kerusakan jaringan ginjal yang terjadi selama tiga bulan atau lebih sehingga menyebabkan penumpukan cairan, elektrolit, dan limbah metabolisme dalam tubuh. Hasil Riset Kesehatan RI Tahun 2013 oleh Kemenkes RI menunjukkan 0,2% penduduk Indonesia menderita gagal ginjal kronis, dan jumlahnya terus meningkat secara global. Kebanyakan gagal ginjal kronis di Indonesia terjadi akibat hipertensi dan diabetes.
Gejala yang ditemukan pada penderita gagal ginjal kronis biasanya muncul ketika sudah mencapai stadium 4 dan 5 akibat beratnya gangguan metabolisme tubuh. Gejala GGK diantaranya tingginya tekanan darah tak terkendali, pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki, volume urine sedikit, dan adanya urine dalam darah. Penyebab GGK pada bidang urologi, antara lain karena sumbatan saluran kemih (keganasan, penekanan massa, batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih).
Deteksi dini dan penanganan cepat perlu dilakukan untuk mencegah penumpukan limbah dalam tubuh pasien. Penanganan GGK secara umum adalah pemberian obat-obatan, cuci darah (dialisis), atau transplantasi ginjal. Pencegahan GGk dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengontrol penyakit atau faktor risiko penyebabnya.
Gagal ginjal kronis dapat memicu komplikasi yaitu gangguan elektrolit seperti penumpukan fosfor dan hiperkalemia, penyakit kardiovaskuler, penumpukan cairan di rongga tubuh seperti edema paru atau asites, anemia, dan kerusakan sistem saraf pusat yang menyebabkan kejang.
American Kidney Fund (2021). Chronic Kidney Disease (CKD) Symptoms, Treatment, Causes, and Prevention.
Centers for Disease Control and Prevention (2021). Kidney Disease. Chronic Kidney Disease Initiative.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (2018). 11th Report of Indonesia Renal Registry.
Kemenkes RI (2017). InfoDATIN. Situasi Penyakit Ginjal Kronis.
National Health Services UK (2019). Health A to Z. Chronic Kidney Disease.
National Kidney Foundation (2017). A to Z Health Guide. About Chronic Kidney Disease.
Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Chronic Kidney Disease.
Arora, P. Medscape (2021). Chronic Kidney Disease (CKD).
Ditulis oleh dr. Steven Gunawan
Hidronefrosis adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami pembengkakan akibat urine yang menumpuk karena tidak bisa mengalir ke kandung kemih. Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu ginjal maupun kedua ginjal. Hidronefrosis bukan merupakan penyakit utama melainkan akibat sekunder dari penyakit lain. Hidronefrosis harus segera diberikan penanganan karena akan beresiko untuk infeksi berulang dan bahkan dapat menyebabkan gagal ginjal.
Gambar 1. Hidronefrosis
Sumber Gambar: https://www.chop.edu/conditions-diseases/hydronephrosis-urinary-tract-dilation
Insiden hidronefrosis dapat terjadi pada semua kelompok usia dari janin bahkan lansia. Hidronefrosis pada bayi dan anak-anak terjadi akibat abnormalitas struktur urogenital sebagi penyebab utama. Estimasi insiden hidronefrosis pada bayi yaitu 6% dari total bayi baru lahir di dunia, dimana 1% bayi baru lahir lahir mengalami kelainan bawaan yang serius pada ginjal dan saluran kemih. Vesikoureteral refluks merupakan penyebab yang jarang terjadi pada hidronefrosis anak dan bayi. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 112 pasien yang menjalani nefrolitotomi perkutan, USG ginjal selama 4-6 minggu setelah pelepasan stent, didapatkan bahwa hanya 16% pasien yang tidak mengalami hidronefrosis. Hidronefrosis dapat sembuh spontan pada 50% kasus dengan rata-rata waktu untuk resolusi 6,3 bulan.
Hidronefrosis merupakan akibat dari penyakit atau kondisi medis lain yang diderita pasien. Hidronefrosis terjadi saat terdapat gangguan atau sumbatan pada saluran kemih, sehingga urin terperangkap di dalam ginjal karena tidak dapat dikeluarkan. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis antara lain:
Batu ginjal yang keluar dari ginjal dan menyumbat ureter serta batu di saluran kemih lainnya (ureter, kandung kemih, dan uretra) yang berpotensi menyebabkan penyumbatan aliran urin.
Kanker atau tumor di sekitar saluran kemih, kandung kemih, panggul, atau perut yang menekan ginjal.
Penyempitan ureter akibat jaringan parut atau infeksi
Vesicoureteral reflux (VUR), yaitu kondisi ketika urine dari kandung kemih kembali ke ginjal, bisa akibat kelainan bawaan lahir, pembesaran prostat, atau penyempitan lubang saluran kemih (uretra)
Gangguan pada saraf kandung kemih ( neurogenic bladder )
Turun peranakan ( prolaps uteri )
kehamilan
Kelainan bawaan lahir seperti ureter bercabang (ureter ektopik), spina bifida, atau kelainan katup uretra (posterior urethral valves)
Penyumbatan (obstruksi) yang menghalangi urine mengalir keluar dari ginjal
Uretocele yaitu pembentukan kantung di ureter yang bisa menyumbat ureter
Gangguan di otot kandung kemih yang menyebabkan urine mengalir kembali ke ginjal
Pada beberapa kasus, hidronefrosis dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun seiring memburuknya kondisi hidronefrosis akan menimbulkan beberapa keluhan, diantaranya:
Diagnosis hidronefrosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik secara keseluruhan berguna untuk mencari penyebab hidronefrosis. Beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, antara lain:
Intervensi yang menjadi pilihan terapi dalam hidronefrosis antara lain:
Double- J Stent
Hidronefrosis akibat penyumbatan di ginjal dan ureter, dapat dilakukan pemasangan double-J stent (DJ stent) untuk mengalirkan urine ke kandung kemih.
Sehingga akan mengurangi pembengkakan ginjal. DJ stent tidak dapat dipasang pada pasien dengan kelainan anatomi ureter.
Nefrostomi perkutan
Nefrostomi perkutan dilakukan jika berdasarkan pertimbangan dokter tidak memungkinkan dipasang DJ stent. Nefrostomi akan mengalirkan urin ke luar tubuh .
Gambar 1. Anatomi kelenjar adrenal
( Gambar 2. Selang nefrostomi pada ginjal untuk mengalirkan urin )
Kista ginjal adalah gangguan multisistemik yang berkembang akibat genetik atau non-genetik pada anak-anak dan orang dewasa. Kista Ginjal dapat menimbulkan masalah serius yaitu gagal ginjal.
Gambar 1. Polikistik ginjal
Sumber Gambar: Kabaalioğlu A, MacLennan GT, 2013
Penyebab kista ginjal adalah defek genetik (mutasi pada gen PKD1 dan PKD2). Sebagai akibatnya, terbentuk kista multipel pada parenkim ginjal dan fungsi ginjal akan terganggu.
Insiden kista ginjal bersifat autosomal dominan adalah 1/500 sampai 1000 orang, yang mempengaruhi 12,5 juta orang, dan sebagian besar adalah dewasa. Penyakit ini diperkirakan berkontribusi menyebabkan 2,5% kasus end-stage renal disease (EDSR). Insiden kista ginjal bersifat autosomal resesif adalah 1 dari 6.000 hingga 55.000 bayi baru lahir, sebagian besar didiagnosa pada saat bayi, anak-anak, atau remaja. Keadaan ini dapat menyebabkan 5% kasus EDSR pada bayi.
Penyakit kista ginjal dapat menunjukkan gejala klinis yang berbeda:
Diagnosis ginjal polikistik dapat ditegakkan jika ditemukan kista multipel pada parenkim ginjal bilateral yang disertai penurunan fungsi ginjal dan mutasi pada gen yang mengkode polikistin atau fibrosistin. Berdasarkan anamnesis, manifestasi klinis kelainan ginjal polikistik umumnya baru muncul di dekade ke-3 atau ke-4 kehidupan. Gejala yang dirasakan dapat berbeda-beda, seperti nyeri di abdomen, nyeri pada regio flank atau pinggang belakang, rasa penuh di perut, ataupun perdarahan saluran kemih. Diagnosis pasti dari kelainan ginjal polikistik ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang, seperti USG ginjal, analisis genetik, CT-scan, maupun MRI. Pada penyakit ini, abnormalitas umumnya tidak terbatas pada ginjal saja, namun juga melibatkan hepar, pankreas, dan serebrovaskular.
Pengobatan pada kelainan ginjal polikistik berbeda antara yang bersifat autosomal dominan dengan autosomal resesif.
Kabaalioğlu A, MacLennan GT. Cystic diseases of the kidney. Genitourin Radiol Kidney, Bl Urethra Pathol Basis. Published online January 1, 2013:95-119. doi:10.1007/978-1-84800-245-6_3
Goksu SY, Khattar D. Cystic Kidney Disease. StatPearls. Published online August 11, 2021. Accessed December 22, 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554504/
Frye T.P., Cystic Diseases of the Kidney: Practice Essentials, Pathophysiology, Etiology. Accessed December 22 ,2021.
https://emedicine.medscape.com/article/453831-overview#a6
Ditulis oleh dr. Bobby Sutojo
Stenosis UPJ adalah salah satu penyakit jinak paling umum yang menyebabkan pelebaran pelvis ginjal. Ini sebagian besar terjadi pada anak-anak dan terutama bawaan (sejak lahir). Ureteropelvic junction (UPJ) adalah titik pertemuan ureter dengan pelvis ginjal. Ini terjadi pada sekitar 1:1500 anak, sedangkan rasio anak laki-laki/perempuan adalah 2:1.
Kemungkinan penyebab obstruksi UPJ adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Pelvis ginjal normal dan UPJ Stenosis
Neonatus dapat datang dengan hidronefrosis. Anak yang lebih besar dapat datang dengan infeksi saluran kemih (ISK), massa panggul, atau nyeri pinggang intermiten sekunder akibat obstruksi UPJ primer. Hematuria juga dapat menjadi tanda jika obstruksi berhubungan dengan infeksi.
Orang dewasa dengan obstruksi UPJ dapat datang dengan berbagai gejala, termasuk nyeri punggung dan pinggang, ISK, dan/atau pielonefritis. Anamnesis yang rinci dapat mengungkapkan bahwa nyeri berhubungan dengan periode peningkatan asupan cairan atau konsumsi makanan dengan sifat diuretik (yaitu, krisis Dietl).
Ultrasonografi Prenatal
Saat ini penggunaan ultrasound secara luas selama kehamilan menimbulkan kecurigaan obstruksi UPJ bahkan dari kehidupan janin. Indikasi pertama biasanya ditunjukkan pada pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan pada minggu ke-16-18 kehamilan. Namun derajat stenosis dievaluasi selama minggu ke-28 kehamilan.
USG setelah lahir
Setelah lahir dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Mengingat bayi baru lahir mengalami dehidrasi selama 24 jam pertama, tes harus dilakukan 48 jam setelah lahir agar hasilnya dapat diandalkan.
Voiding Cystourethrography
Ini adalah pemeriksaan radiografi khusus, yang bertujuan untuk menyingkirkan penyakit bawaan lain yang menyebabkan dilatasi pelvis ginjal. Penyakit ini didiagnosis hingga 25% pada anak dengan dilatasi ginjal. Kondisi tersebut adalah Vesicoureteral Reflux (VUR), Neurogenic Bladder, Ureterocele dan Posterior Urethral Valves.
Skintigrafi Ginjal Dinamis
Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang obstruksi dan bagaimana hal ini berpotensi mempengaruhi fungsi ginjal. Itu harus dilakukan antara minggu ke-4 dan ke-6 kehamilan.
Sebelum
Jika masalahnya parah dan ada risiko tinggi untuk mempengaruhi pertumbuhan janin, mungkin diperlukan beberapa intervensi selama kehidupan intrauterin. Ini sangat jarang dan harus dilakukan hanya di pusat-pusat yang sangat terspesialisasi dengan pengalaman yang luar biasa.
Setelah lahir
Voiding Cystourethrography
Ini adalah pemeriksaan radiografi khusus, yang bertujuan untuk menyingkirkan penyakit bawaan lain yang menyebabkan dilatasi pelvis ginjal. Penyakit ini didiagnosis hingga 25% pada anak dengan dilatasi ginjal. Kondisi tersebut adalah Vesicoureteral Reflux (VUR), Neurogenic Bladder, Ureterocele dan Posterior Urethral Valves.
Skintigrafi Ginjal Dinamis
Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang obstruksi dan bagaimana hal ini berpotensi mempengaruhi fungsi ginjal. Itu harus dilakukan antara minggu ke-4 dan ke-6 kehamilan.
Al Aaraj MS, Badreldin AM. Ureteropelvic Junction Obstruction. [Updated 2021 Jul 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560740
Ditulis oleh dr. Harun WIjanarko Kusuma Putra
Pielonefritis atau infeksi ginjal adalah infeksi pada organ ginjal yang seringkali disebabkan oleh infeksi kandung kemih (sistitis). Penyebab utama pielonefritis adalah infeksi bakteri yang berasal dari saluran cerna. Bakteri dapat menyebar ke ginjal melalui dua cara, yaitu bakteri dapat naik dari kandung kemih menuju salah satu atau kedua ginjal atau melalui darah.
Tiga gejala klasik pielonefritis adalah demam, nyeri pinggang, dan mual atau muntah. Demam yang muncul umumnya tinggi. Gejala sistitis seperti nyeri, rasa terbakar, atau perih saat buang air kecil dan adanya darah dalam urin biasanya akan muncul pada wanita. Selain itu, dapat juga ditemukan nyeri pada daerah perut bawah.
Pada anak-anak dan lansia, gejala umum pielonefritis bisa saja tidak ada. Gejala seperti gagal tumbuh, demam, dan kesulitan makan paling sering terjadi pada bayi dan anak di bawah 2 tahun. Pada pemeriksaan fisik, penampilan umum pasien akan bervariasi. Beberapa pasien akan tampak sakit dan tidak nyaman, sementara yang lain mungkin tampak sehat.
Dokter akan menanyakan beberapa hal terkait keluhan yang dialami. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada daerah perut bawah dan pinggang. Beberapa tes seperti tes urin dan tes darah mungkin juga diperlukan. Pemeriksaan CT scan pada perut juga mungkin diperlukan.
Sebagian besar kasus pielonefritis dapat dirawat jalan dan mayoritas pasien membaik dengan pemberian antibiotik. Meskipun pielonefritis membaik dalam banyak kasus, kematian telah dilaporkan pada sekitar 10% hingga 20% kasus.
Pengobatan utama pielonefritis adalah antibiotik, obat pereda nyeri (analgesik), dan penurun demam (antipiretik). Pada beberapa kasus yang berat atau komplikasi, pasien memerlukan antibiotik suntik atau rawat inap. Pada beberapa kasus pembedahan atau operasi mungkin diperlukan untuk menangani masalah seperti adanya sumbatan, kelainan struktur, ataupun untuk menghilangkan nanah atau abses.
Pielonefritis dapat dicegah dengan minum banyak air untuk meningkatkan buang air kecil dan menghilangkan bakteri dari saluran kencing bawah, buang air kecil setelah berhubungan seks untuk membantu mengeluarkan bakteri, mengelap dari depan ke belakang, dan menghindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi saluran kencing bawah seperti douche atau semprotan kewanitaan.
Scionti A, Rossi P, Gulino P, Semeraro A, Defilippi C, Tonerini M. Acute Pyelonephritis. Imaging Non-Traumatic Abdom Emergencies Pediatr Patients [Internet]. 2021 Jul 10 [cited 2021 Dec 21];255–68. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519537/
Hudson C, Mortimore G. The diagnosis and management of a patient with acute pyelonephritis. Br J Nurs. 2020;29(3):144–50.
Infeksi Ginjal (Pielonefritis): Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from: https://doktersehat.com/penyakit-a-z/penyakit-ginjal-penyakit-dalam/infeksi-ginjal-pyelonefritis/
Ditulis oleh dr. Mega Anara Manurung
Ginjal duplex atau duplikasi ureter atau dikenal juga dengan salurah kemih ganda adalah masalah sistem kemih di mana dua ureter mengalirkan urin dari satu ginjal. Masalah ini lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan merupakan kondisi bawaan.
Sekitar 0,7% orang dewasa sehat dan 2%-4% pasien dengan masalah saluran kemih memiliki kelainan ginjal duplex.
Terdapat dua jenis kejadian duplikasi ureter yaitu:
Sempurna: dua ureter dari satu ginjal terhubung secara terpisah ke kandung kemih
Tak sempurna: dua ureter dari satu ginjal bergabung menjadi satu ureter pada jarak tertentu dari ginjal sebelum terhubung ke kandung kemih
Ginjal duplex terjadi karena kelainan saat pembelahan sel pada perkembangan janin dalam rahim. Kelainan ini dapat dipengaruhi faktor keturunan, orang tua yang memiliki ginjal duplex berpotensi 50-50 melahirkan anak dengan kondisi tersebut.
Ureter yang mengalir ke tempat lain selain kandung kemih dapat menyebabkan banyak gejala. Gejala ureter ektopik meliputi :
Hidronefrosis: Ureter ektopik biasanya lebih sempit dari biasanya, sehingga menghalangi aliran urin. Ginjal dan ureter membesar karena penyumbatan urin.
ISK: Drainase yang buruk memungkinkan bakteri masuk ke urin dan bermigrasi ke kandung kemih. ISK menyebabkan nyeri kencing.
Refluks vesikoureteral: Urine mengalir naik ke arah ginjal, bukan ke bawah menuju kandung kemih. Seorang dokter harus menilai refluks karena seorang anak dapat mengatasi tingkat yang lebih rendah tetapi memerlukan terapi yang lebih intensif jika refluksnya lebih tinggi. Refluks dapat menyebabkan infeksi ginjal atau jaringan parut.
Inkontinensia (ketidakmampuan untuk mengatur buang air kecil): Pada anak laki-laki, pembesaran skrotum atau ISK (Infeksi Saluran Kemih) dapat terjadi. Alih-alih kehilangan kontrol kandung kemih, anak perempuan mengembangkan kelembaban dari kebocoran konstan.
Anak-anak dengan ISK atau inkontinensia umumnya memiliki ureter yang terduplikasi. Gejalanya bisa menyerupai masalah kesehatan lainnya sehingga sulit menentukan diagnosis yang tepat dengan cepat. Beberapa tes dapat mendeteksi duplikasi ureter :
Ultrasound : Ultrasonografi urin dan ginjal dapat mendeteksi duplikasi ureter.
ISK: Drainase yang buruk memungkinkan bakteri masuk ke urin dan bermigrasi ke kandung kemih. ISK menyebabkan nyeri kencing.
CT : Beberapa pemindaian digabungkan untuk membentuk gambar tiga dimensi tubuh.
MRI : Cairan pewarna disuntikkan untuk menggambarkan cara kerja ginjal dan sistem kemih pasien.
Kebanyakan pasien tidak memerlukan penanganan, jika dibutuhkan maka beberapa penanganan dapat berupa :
Ureteroureterostomy : Ureter ektopik dipisahkan di dekat kandung kemih, kemudian dijahit menjadi ureter normal pada bagian bawah ginjal. Hal ini memungkinkan normalisasi drainase urin dari ginjal bagian atas.
Ureteral reimplantation : Ureter ektopik dibagi dan dijahit ke dalam kandung kemih pasien, sehingga urin mengalir ke arah yang benar dan tidak kembali ke ginjal
Nephrectomy: Ini adalah prosedur pilihan terakhir yang melibatkan pembedahan menghilangkan sebagian atau seluruh ginjal pasien guna mencegah inkontinensia dan infeksi. Operasi ini hanya boleh dilakukan jika satu ginjal gagal dan yang lainnya baik-baik saja.
Fernbach SK, Feinstein KA, Spencer K and Lindstrom CA. Ureteral duplication and its complications. Radiographics 1997; 17: 109-127. Accessed 12/4/2020.
Radiopaedia.org. Duplex collecting system. ( http://radiopaedia.org/articles/duplex-collecting-system) Accessed 12/4/2020.
Urology Care Foundation. What is ectopic ureter? ( http://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/ectopic-ureter ) Accessed 12/4/2020.
Urology Care Foundation. What is an ureterocele? ( http://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/ureterocele ) Accessed 12/4/2020.
Ditulis oleh dr. Miftah Adityagama