Penis merupakan alat reproduksi eksternal yang dimiliki oleh pria. Penis dibagi menjadi tiga bagian, bagian pangkal, batang dan kepala. Bagian pangkal penis merupakan bagian yang terhubung ke tubuh anda. Batang penis merupakan bagian penis diantara pangkal penis dan kepala penis. Kepala penis merupakan bagian ujung dari penis.
Penis sebagai alat reproduksi seksual eksternal, dapat mengalami ereksi. Ereksi timbul setelah menerima rangsangan. Saat menerima rangsangan, sistem saraf pusat akan memberikan perintah untuk arteri penis agar membesar. Disaat yang bersamaan, otot penis akan mengalami kontraksi sehingga darah akan tertampung . Kondisi ereksi ini sangat dibutuhkan dalam hubungan seksual.
Beberapa tips di bawah ini dapat Anda terapkan dalam menjaga kesehatan penis Anda:
Sumber: www.klikdokter.com
(Wijono, S. Ketahui Perbedaan Ureter dan Uretra, Apa Fungsinya? [Internet]. klikdokter.com. 2022 [cited 2 March 2022].
Available from https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3084833/ureter-dan-uretra-apa-bedanya)
Selain merupakan alat reproduksi, penis juga berfungsi sebagai saluran keluarnya urin dan sperma. Urin dan sperma dikeluarkan melalui saluran bernama uretra. Uretra juga dimiliki oleh perempuan. Uretra memiliki perbedaan panjang pada laki-laki dan perempuan. Laki-laki memiliki uretra sepanjang 20 cm sedangkan wanita memiliki uretra dengan panjang sekitar 4-5 cm.
Penis health: Identify and prevent problems [Internet]. Mayo Clinic. 2021 [cited 28 February 2022]. Available from:
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/mens-health/in-depth/penis-health/art-20046175
Wakim. S, Grewal, M. 19.4: Ureters, Urinary Bladder, and Urethra [Internet]. Biology LibreTexts. 2021 [cited 2 March 2022]. Available from:
https://bio.libretexts.org/Bookshelves/Human_Biology/Book%3A_Human_Biology_(Wakim_and_Grewal)/19%3A_Urinary_System/19.4%3A_Ureters_Urinary_Bladder_and_Urethra
Kanker penis merupakan keganasan yang menyerang kulit dan jaringan penis. Kanker penis terjadi ketika sel-sel pada penis tumbuh secara tidak terkendali. Sebagian besar kanker penis menyerang kulup atau kulit yang menutupi penis.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena kanker penis antara lain riwayat phimosis, balanitis, peradangan kronis, trauma penis, tidak dilakukan sunat atau sirkumsisi, penggunaan tembakau, lichen sclerosus, kebersihan yang buruk dan riwayat penyakit menular seksual, terutama HIV dan human papillomavirus (HPV). Berdasarkan data di Amerika dan Eropa, angka kejadian dari kanker penis berkisar pada 1/100.000 pria. Dimana paling sering dialami oleh ras hispanik, alaska, india-amerika, afrika-amerika, dan ras kulit putih non hispanik. Jika dibandingkan dengan amerika selatan, asia tenggara dan beberapa bagian dari afrika, insidennya lebih tinggi yang menjadi 1-2% jenis kanker yang terjadi pada pria. Insidennya meningkat seiring dengan peningkatan usia, dimana usia puncaknya ada pada dekade ke-6 dan berhubungan dengan infeksi dari Human Papiloma Virus (HPV) dengan ⅓ dari keseluruhan disebakan oleh infeksi virus tersebut.
Sampai saat ini tidak ada penyebab pasti dari keganasan. Namun, ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya kanker penis, antara lain:
Tanda pertama kanker penis paling sering adalah perubahan pada kulit penis. Perubahan ini sering terjadi di kepala (ujung) penis atau di kulup (pada pria yang tidak disunat), tetapi bisa juga di batang penis. Perubahan ini diantaranya:
Selain itu, dapat ditemukan benjolan di bawah kulit area selangkangan, kelelahan, sakit perut, dan penurunan berat badan secara drastis. Akan tetapi, beberapa gejala di atas tidak selalu mengindikasikan adanya kanker penis. Oleh karena itu, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasakan salah satu dari gejala di atas agar bisa ditentukan penyebabnya dan ditangani dengan tepat.
Jika ada kecurigaan lesi keganasan pada penis dapat dilakukan biopsi, biopsi dapat dilakukan secara:
Evaluasi awal pria dengan benjolan pada penis atau luka pada penis tergantung pada apakah tanda dan gejala pasien konsisten dengan infeksi atau keganasan. Untuk menegakkan diagnosis kanker penis, dokter akan menanyakan gejala-gejala kanker penis seperti yang disebutkan diatas dan melakukan pemeriksaan fisik pada penis dan daerah selangkangan atau lipat paha. Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG), computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), atau positron emission tomography (PET/CT) mungkin diperlukan. Selain itu, biopsi atau pengambilan sebagian jaringan pada penis yang mengalami perubahan juga diperlukan untuk mengetahui secara pasti apakah perubahan pada penis tersebut adalah kanker penis.
Pasien dengan kanker penis yang telah menyebar atau metastasis ke kelenjar getah bening di area lipat paha atau inguinal yang tidak diobati jarang bertahan hidup sampai dua tahun. Pasien dengan kanker stadium I atau II, pada saat diagnosis memiliki tingkat kesintasan 5 tahun sekitar 85% setelah pembedahan. Kanker stadium III dan IV memiliki tingkat kesintasan 5 tahun sekitar 59%. Jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh yang jauh, tingkat kesintasan 5 tahun adalah 11%.
Pembedahan adalah pengobatan utama bagi kebanyakan pria dengan kanker penis, tetapi terkadang terapi radiasi dapat digunakan, baik sebagai pengganti atau sebagai tambahan dari operasi. Perawatan lokal lainnya juga dapat digunakan untuk tumor stadium awal. Kemoterapi dapat diberikan untuk beberapa tumor yang lebih besar atau jika kanker telah menyebar.
Kanker penis dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko yang telah disebutkan sebelumnya. Sirkumsisi atau sunat dapat mencegah kanker penis. Selain itu menerapkan higienitas yang baik, menghindari hubungan seks multipel tanpa proteksi, vaksinasi HPV, dan tidak merokok adalah pencegahan yang dapat dilakukan.
Hakenberg OW, Comperat E, Minhas S, Necchi A, Protzel C, Watkin N, et al. EAU Guidelines on penile cancer. European Association of Urology. 2020.
Engelsgjerd JS, LaGrange CA. Penile Cancer. StatPearls [Internet]. 2021 Jul 25 [cited 2021 Dec 21]; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499930/
What Are the Symptoms of Penile Cancer? (with pictures) [Internet]. [cited 2021 Dec 21]. Available from: https://www.wise-geek.com/what-are-the-symptoms-of-penile-cancer.html
American Cancer Society. Penile Cancer. https://www.cancer.org/cancer/penile-cancer/detection-diagnosis-staging/signs-symptoms.html
Ditulis oleh dr. Reginald Rustandi
Hipospadia merupakan kondisi kelainan bawaan lahir yang menyebabkan letak lubang kencing (uretra) laki-laki tidak pada posisi yang seharusnya. Uretra merupakan sebuah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung penis untuk mengeluarkan urine. Namun pada Hipospadia, lubang uretra justru berada di bagian bawah penis. Kondisi ini merupakan kelainan bawaan sejak lahir. Jika tidak ditangani, penderita hipospadia bisa kesulitan buang air kecil atau berhubungan seksual saat dewasa.
Meski penyebab hipospadia belum dapat diketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan risiko anak mengalami hipospadia.
Beberapa di antaranya adalah:
Gejala utamanya ialah lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis. Sebagian kasus lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis hingga di area skrotum atau area buah zakar.
Selain yang terlihat secara fisik, penderita hipospadia mengalami gejala seperti berikut:
Hipospadia dibagi berdasarkan lokasi, yaitu:
Gambar 1. Klasifikasi dari Hipospadia
Sumber Gambar: Snodgrass WT, Bush NC. Hypospadias. In Campbell-Walsh Urology 12th Ed. 2020.
Penderita hipospadia dapat didiagnosis sejak lahir melalui pemeriksaan fisik, tanpa pemeriksaan lanjutan. Namun, pada kasus yang parah pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk mengetahui kelainan kelamin pada bayi. Dokter akan menganjurkan pemeriksaan kromosom.
Diagnosa dari hipospadia meliputi:
Penanganan medis yang diperlukan penderita hipospadia berbeda-beda, tergantung dari tingkat keparahan yang dialami. Terapi penanganan hipospadia yang paling umum dilakukan yaitu dengan prosedur pembedahan atau operasi.
Operasi bertujuan untuk menempatkan lubang kencing ke posisi yang seharusnya, dan untuk memperbaiki kelengkungan penis. Operasi dapat dilakukan lebih dari sekali, tergantung pada tingkat keparahannya.
Pada banyak kasus, fungsi penis anak akan kembali normal setelah operasi. Akan tetapi, perlu dilakukan kontrol rutin setelah operasi untuk memastikan hal ini. Belum tentu semua penderita hipospadia membutuhkan penanganan medis. Penanganan secara khusus mungkin tidak dibutuhkan pada kondisi tertentu, misalnya jika posisi lubang kencing sangat dekat dari posisi seharusnya dan bentuk penis tidak melengkung.
Saat yang paling ideal untuk melakukan operasi adalah ketika anak berusia 6 bulan hingga 1,5 tahun. Pasien akan menggunakan kateter di penisnya sebagai saluran buatan dari plastik untuk membantu mengalirkan urine. Biasanya dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi setelah operasi.
Radmayr C, et al. EAU Guidelines on Paediatric Urology. European Association of Urology 2021. [cited 2021 December 21]. Available from: https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-on-Paediatric-Urology-2018-large-text.pdf
Snodgrass WT, Bush NC. Hypospadias. In Campbell-Walsh Urology 12th Ed. 2020. P.905-9.
Ditulis oleh dr. Trahmono
Epispadia terjadi ketika saluran berkemih (uretra) gagal menutup secara normal sehingga lapisan dalam saluran ini terpapar dengan lingkungan luar. Pada pria, saluran ini berada pada bagian atas penis sementara pada wanita berada di antara klitoris. Epispadia dapat terjadi sebagai satu kelainan tunggal (lebih jarang), atau terjadi bersamaan dengan ekstrofi buli (kandung kemih berada di luar dinding perut). Pada epispadias dengan ekstrofi buli, kegagalan penutupan terjadi mulai dari saluran uretra hingga buli, termasuk dinding abdomen dan tulang panggul. Penyebab kelainan bawaan ini masih belum diketahui, namun dipikiran faktor genetik dan lingkungan turut berperan.
Epispadia-Ekstrofi buli dapat teridentifikasi khas melalui pengamatan pada area genital. Pada pria dengan epispadia, umumnya ditemukan penis yang pendek dan lebar dengan kelengkungan yang abnormal. Ujung saluran uretra dapat ditemukan pada bagian atas atau samping penis, atau uretra yang terbuka sepanjang penis. Pada wanita, dapat ditemukan kelainan klitoris dan labia karena ujung saluran uretra seringkali ditemukan di antara kedua struktur ini. Bila terjadi ekstrofi buli, maka akan ditemukan buli yang terekspos dengan lingkungan luar di area perut bawah.
Kelainan lain yang muncul akibat kelainan struktur ini antara lain inkontinensia (kebocoran urin) dan ejakulasi retrograd (khusus pada pria). Selain itu, dapat ditemukan tanda klinis infeksi saluran kemih.
Dengan pemeriksaan fisik dan pencitraan bila diperlukan, dapat ditemukan kelainan penyerta pada epispadias-ekstrofi buli, di antaranya:
Gambar 1. Epispadia-Ekstrofi Buli
Kelainan kongenital ini umumnya dapat terdeteksi sejak masa kehamilan, namun umumnya diagnosis baru bisa ditegakkan saat kelahiran. Diagnosis epispadias-ekstrofi buli bersifat khas dari pemeriksaan fisik. Pada pria, epispadia dapat terlihat jelas namun pada wanita umumnya baru teridentifikasi ketika timbul komplikasi, seperti masalah berkemih dan infeksi slauran kemih.
Beberapa pemeriksaan lain dapat dilakuka untuk menilai komplikasi atau kelainan penyerta, seperti:
Langkah pertama penanganan kasus ini adalah menutupi area yang terpapar dengan lingkungan luar, biasanya dengan cling film transparan. Selanjutnya beberapa tahap tindakan operasi dilakukan dengan tujuan utama mempertahankan fungsi ginjal dan memperbaiki kelainan sehingga fungsi berkemih dan fungsi seksual pasien dapat berlangsung normal dengan kosmesis yang baik. Beberapa operasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kelainan ini mencakup:
Pasien yang lahir dengan epispadias-ekstrofi buli dapat hidup dengan normal tanpa ada perbedaan angka harapan hidup.
Elder JS. Anomalies of the bladder. In: Kliegman RM, St Geme JW, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. 21st ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2020:chap 556.
Gearhart JP, Di Carlo HN. Exstrophy-epispadias complex. In: Partin AW, Dmochowski RR, Kavoussi LR, Peters CA, eds. Campbell-Walsh Urology. 12th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2021:chap 31.
Ditulis oleh dr. Fekhaza Alfarissi
Fungsi utama uretra pada pria dan wanita adalah untuk mengeluarkan urin di luar tubuh. Tabung tipis ini juga memiliki peran penting dalam ejakulasi bagi pria. Ketika bekas luka akibat pembengkakan, cedera atau infeksi menghalangi atau memperlambat aliran urin di saluran ini, ini disebut striktur uretra. Beberapa orang merasakan nyeri dengan striktur uretra.
Pria lebih mungkin mengalami penyakit atau cedera uretra karena uretra mereka lebih panjang. Untuk alasan ini, striktur lebih sering terjadi pada pria. Mereka jarang terjadi pada wanita dan pada bayi.
Striktur (penyempitan uretra) dapat terjadi di mana saja dari kandung kemih hingga ujung penis. Penyempitan ini membatasi atau memperlambat aliran urin. Beberapa penyebab umum adalah:
Pada orang dewasa, striktur uretra paling sering disebabkan oleh:
Uretra itu diibaratkan seperti selang taman. Ketika ada kerutan atau penyempitan di sepanjang selang, tidak peduli seberapa pendek atau panjang, alirannya berkurang. Ketika penyempitan cukup sempit untuk mengurangi aliran urin, Anda akan memiliki gejala. Masalah dengan buang air kecil, ISK, dan pembengkakan atau infeksi prostat dapat terjadi. Penyumbatan parah yang berlangsung lama dapat merusak ginjal.
Beberapa tandanya adalah:
Ada beberapa tes untuk menentukan apakah Anda memiliki striktur uretra termasuk:
Uretroskopi
Dokter dengan lembut menempatkan lingkup kecil, dapat ditekuk, dilumasi (alat penglihatan kecil) ke dalam uretra. Itu dipindahkan ke striktur. Ini memungkinkan dokter melihat area yang menyempit. Ini dilakukan di kantor dan membantu dokter Anda memutuskan bagaimana mengobati penyempitan.
Retrograde Uretrogram
Tes ini digunakan untuk melihat berapa banyak striktur yang ada, dan posisi, panjang dan tingkat keparahannya. Ini dilakukan sebagai prosedur rontgen rawat jalan. Retrograde dalam hal ini berarti "melawan aliran" urin. Pewarna kontras (cairan yang dapat dilihat pada sinar-X) dimasukkan ke dalam uretra di ujung penis. Tidak ada jarum atau kateter yang digunakan. Pewarna memungkinkan dokter melihat seluruh uretra dan menguraikan area yang menyempit. Ini dapat dikombinasikan dengan urethrogram antegrade (antegrade berarti "dengan aliran" urin). Pewarna yang dimasukkan dari bawah mengisi uretra hingga ke area luka. Pewarna yang dimasukkan dari atas mengisi kandung kemih dan uretra hingga ke striktur. Tes-tes ini bersama-sama memungkinkan dokter menemukan celah untuk merencanakan operasi.
Ada banyak pilihan tergantung pada ukuran penyumbatan dan seberapa banyak jaringan parut yang terlibat.
Perawatan meliputi:
Tidak ada obat yang tersedia untuk membantu mengobati striktur.
Tanpa pengobatan, Anda akan terus mengalami masalah berkemih. Infeksi dan batu saluran kemih dan/atau testis dapat berkembang. Juga, ada risiko retensi urin (ketika Anda tidak bisa buang air kecil), yang dapat menyebabkan masalah kandung kemih dan ginjal yang membesar.
Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto
Ditulis oleh dr. Bayu Gemilang
Parafinoma penis adalah benjolan pada penis yang muncul setelah penyuntikan parafin cair atau bahan minyak lain yang digunakan untuk membesarkan penis.
Gambar 1. Ilustrasi parafinoma penis
(Sumber: Kim JS, Shin YS, Park JK. Penile skin preservation technique for reconstruction surgery of penile paraffinoma. Investig Clin Urol;201960:133-137)
Penyuntikan parafin ke penis dapat menyebabkan penis membengkak. Pembengkakan tersebut terjadi karena parafin merupakan benda asing yang tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh, sehingga tubuh berusaha melawan kandungan yang terkandung di dalamnya. Karena cairan yang diinjeksikan tidak dapat di metabolisme oleh tubuh, sehingga tubuh mengenal cairan tersebut sebagai benda asing.
Untuk menegakkan diagnosis, Dokter akan menanyakan jenis cairan yang disuntikan pada penis, apakah berupa parafin, silikon, atau cairan lainnya. Pada pemeriksaan fisik, penis umumnya tidak berbentuk, mengalami pembengkakan, nyeri saat ereksi, dan disfungsi ereksi. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah biopsi, yang biasanya digunakan untuk menentukan jenis sel yang mengalami proliferasi akibat reaksi inflamasi. Selain itu bisa juga dilakukan MRI untuk mengetahui seberapa luas penyebaran parafin yang diinjeksikan.
Pengangkatan (eksisi) merupakan satu-satunya penanganan yang efektif dan tepat. Kekambuhan dapat terjadi pada kasus eksisi yang tidak bersih.
Pengangkatan massa dengan melakukan pembentukan sayatan di jaringan kulit merupakan pilihan penanganan yang dapat dilakukan. Selain itu, terdapat pula pilihan terapi kombinasi penutupan kulit skrotum (scrotal flaps ) atau cangkok kulit (skin grafts ). Pada teknik scrotal flaps sesudah semua massa diangkat, akan dilakukan penutupan dengan kulit kantung buah zakar yang diperdarahi oleh pembuluh darah penis. Sedangkan, pada teknik skin grafts , akan ada pencangkokan kulit. Umumnya, tindakan terakhir dipilih berdasarkan aspek kosmetik serta perbaikan fungsi seksual.
Downey AP, Osman NI, Mangera A, Inman RD, Reid SV, Chapple CR. Penile Paraffinoma. Eur Urol Focus. 2019 Sep;5(5):894-898. doi: 10.1016/j.euf.2018.06.013. Epub 2018 Jul 11. PMID: 30007541
Ditulis oleh dr. Ario Baskoro
Istilah “kurvatura” menjelaskan semua jenis bagian tubuh yang melengkung. Peyronie’s disease adalah kondisi dimana ereksi penis melengkung. Kurvatura penis adalah kondisi disaat penis ereksi yang membentuk kurva secara tiba-tiba dan menyebabkan rasa sakit dan mengganggu seks (Gambar 1). Beberapa pria terlahir dengan kondisi ini (kurvatura penis kongenital). Kurvatura penis yang berkembang di kemudian hari disebut Peyronie’s disease.
Gambar 1. Kurvatura penis.
Sumber gambar : EAU. Information for patients: Peyronie’s disease. 2021
Pada penyakit Peyronie, cedera dan trauma berulang diyakini menyebabkan peradangan pada penis. Anda dapat melihat contoh plak ini pada Gambar.1. Biasanya penis melengkung ke bawah dan lebih terlihat segera setelah pria muda menjadi dewasa secara seksual. Kurvatura kongenital berhubungan dengan masalah lain pada organ genital dan biasanya dikenali selama masa kanak-kanak. Jaringan parut berlebih terbentuk di lapisan (tunica albuginea) yang mengelilingi jaringan erektil spons (kurvatura). Hal ini menyebabkan terlalu banyak kolagen menumpuk dan membentuk plak berserat (benjolan keras) di penis.
Prevalensi penyakit Peyronie dilaporkan setinggi 7% sampai 9%. Penyakit Peyronie lebih sering terjadi pada pria yang lebih tua tetapi telah dilaporkan pada pria muda, termasuk remaja.
Meskipun rasa sakit akan berkurang dan sebagian besar hilang, kurvatura yang dihasilkan dapat menyebabkan nyeri saat ereksi dan dapat mencegah penetrasi dan hubungan seksual.
Gejalanya bisa meliputi:
Observasi direkomendasikan jika:
Penting untuk menentukan apakah penyakit masih aktif karena hal ini akan mempengaruhi tindakan medis atau waktu operasi. Penyakit ini dianggap stabil ketika rasa sakit telah hilang dan kelengkungan penis tidak meningkat setidaknya selama 3 bulan. Keberhasilan pengobatan dapat bergantung pada derajat keparahan masalah, usia, dan komitmen terhadap pengobatan yang dipilih. Pengobatan biasanya digunakan untuk penyakit stadium awal atau untuk pasien yang tidak layak atau tidak mau menjalani operasi. Tujuan pengobatan dengan obat-obatan termasuk mengurangi pembentukan plak dan rasa sakit dan meminimalkan kelengkungan penis. Pengobatan dapat dibagi menjadi pemberian obat oral, injeksi penis, dan topikal lainnya.
Pembedahan diindikasikan untuk pria dengan kelainan bentuk penis yang berat dan kesulitan untuk berhubungan seks.Sebagian besar penyedia layanan kesehatan menyarankan untuk menunda operasi sampai penyakitnya berhenti bertambah parah, dan pasien telah bebas dari rasa sakit setidaknya selama 3 bulan. Ada 3 jenis operasi:
Pertimbangan pembedahan antara lain:
Beberapa pria dengan penyakit Peyronie (sekitar 13 dari 100) berisiko terbentuk plak fibrosa di bagian lain dari tubuh. Letak yang paling umum adalah tangan dan kaki. Kontraktur Dupuytren, dimana satu atau lebih jari tetap melengkung ke arah telapak tangan, terkait dengan penyakit Peyronie. Pada beberapa pasien (sekitar 5%), penyakit Peyronie hilang tanpa diobati.
EAU. Information for patients: Peyronie’s disease. 2021 [cited 2021 December 21]. Available from: https://patients.uroweb.org/wp-content/uploads/2018/12/18-Sep-2018_Penile-Curvature.pdf
W. Shindel, Alan, Genevieve Sweet, William Thieu, et al. Prevalence of Peyronie’s Disease-Like Symptoms in Men Presenting With Dupuytren Contractures. Sex Med 2017;5:135-141 http://dx.doi.org/10.1016/j.esxm.2017.06.001
Ditulis oleh dr. Ilham Ari Seja
Priapismus adalah ereksi penis yang berkepanjangan (lebih dari 4 jam) tanpa diikuti dengan hasrat seksual dan sering disertai dengan rasa nyeri. Priapismus merupakan salah satu kegawatdaruratan di bidang urologi karena jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan kecacatan yang menetap berupa disfungsi ereksi (impotensi).
Gambar 1. Penis Ereksi
Sumber Gambar: https://www.doctorfox.co.uk/news/erectile-dysfunction-part-1-the-stats-the-science-the-causes/ (diakses 21 Desember 2021)
Menurut etiologinya priapismus dibedakan dalam 2 macam yaitu: priapismus primer atau idiopatik yang belum jelas penyebabnya sebanyak 60% dan priapismus sekunder. Priapismus sekunder dapat disebabkan oleh:
Kelainan pembekuan darah (anemi bulan sabit, leukemi, thalassemia, multiple myeloma, dan emboli lemak)
Trauma pada perineum atau genitalia
Infeksi (malaria, rabies)
Toxin (gigitan kalajengking, laba-laba)
Gangguan metabolik (gout, amylodosis, Febry’s disease)
Gangguan neurogenik atau saraf (cedera saraf spinal, sifilis, anestesi regional atau pada penderita paraplegia
Penyakit keganasan, yaitu akibat penyebaran kanker ke daerah sekitar seperti pada kanker prostat, uretra, testis, kandung kemih, rectum, paru, dan ginjal.
Pemakaian obat-obatan tertentu (alkohol, psikotropik, dan antihipertensi)
Paska injeksi intrakavernosa dengan zat vasoaktif (papaverine, pentolamin, prostaglandin E1/alprostadil, dsb)
Ereksi penis yang berkepanjangan pada priapismus dapat terjadi karena gangguan mekanisme outflow (veno-oklusi) atau darah yang terperangkat sehingga darah tidak dapat keluar dari jaringan erektil, atau adanya peningkatan inflow aliran darah arterial yang masuk ke jaringan erektil. Oleh karena itu secara hemodinamik, priapismus dibedakan menjadi:
Low-flow priapism (iskemik) adalah jenis yang paling sering terjadi (95%) dan bersifat emergensi yang disebabkan oleh adanya proses gangguan veno oklusi dimana darah terperangkap di penis dan menyebabkan penis kekurangan oksigen. Priapismus jenis ini sering dijumpai pada pasien dengan kelainan darah seperti sickle cell disease, namun juga dapat dipicu oleh penggunaan obat-obatan tertentu, gigitan serangga. Gejala klinis pasien ini berupa penis yang mengalami ereksi menjadi sangat kaku atau tegang berlangsung lebih dari 4 jam dengan atau tanpa rangsangan seksual yang disertai nyeri. Semakin lama ereksi, nyeri semakin dirasakan sangat nyeri. Kurangnya oksigen pada penis dapat menyebabkan penis menjadi hitam kebiruan. Setelah 12 jam ereksi akan terjadi kerusakan jaringan otot polos kavernosus penis dan setelah lebih dari 48 jam jaringan trabekel penis akan kehilangan elastisitas. Jaringan penis yang rusak akan digantikan dengan jaringan fibrosa setelah 2-4 minggu jika tidak diobati sehingga akan kehilangan kemampuan untuk mempertahankan ereksi maksimal.
Priapismus intermiten (sesekali) adalah jenis priapismus aliran rendah yang ditandai dengan episode berulang dari ereksi yang menyakitkan dan berkepanjangan.
High-flow priapismus (non-iskemik) lebih jarang dan biasanya tidak terlalu menyebabkan nyeri. Pada jenis priapismus ini terjadi peningkatan aliran darah yang terus-menerus ke dalam penis yang disebabkan adanya kelainan regulasi aliran arterial pada penis. Biasanya terjadi karena adanya trauma atau cedera pada penis atau area antara skrotum dan anus (perineum). Gejala klinis pada jenis ini berupa penis mengalami ereksi yang tidak terlalu tegang dan tidak nyeri atau nyeri ringan-sedang serta penis berwarna merah. Peluang kesembuhannya lebih baik daripada jenis iskemik dan ereksi dapat kembali seperti sediakala.
Membedakan jenis priapismus sangat penting karena menentukan perawatan selanjutnya. Cara mendiagnosis dan membedakan priapismus tipe aliran rendah (iskemik) dan aliran tinggi (non-iskemik) dapat dengan memperhatikan anamnesis dan pemeriksaan fisik, laboratorium, pemeriksaan ultrasonografi color doppler dan arteriografi. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan penyebab priapismus. Selanjutnya untuk memastikan jenis priapismus, perlu dilakukan pengambilan sampel darah dari penis untuk dilakukan pemeriksaan analisis gas darah di laboratorium. Dan dapat juga dilakukan pemeriksaan USG doppler yang dapat mendeteksi adanya pulsai arteri kavernosus.Priapismus adalah ereksi penis yang berkepanjangan (lebih dari 4 jam) tanpa diikuti dengan hasrat seksual dan sering disertai dengan rasa nyeri. Priapismus merupakan salah satu kegawatdaruratan di bidang urologi karena jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menimbulkan kecacatan yang menetap berupa disfungsi ereksi (impotensi).
Untuk mencegah disfungsi ereksi permanen, maka perlu anda perhatikan beberapa gejala yang harus segera anda bawa ke dokter
Ereksi yang berkepanjangan disertai dengan nyeri
Penis yang berubah warna menjadi biru ke hitaman
Pada prinsipnya terapi priapismus adalah secepatnya mengembalikan aliran darah pada korpora kavernosa yang dicapai dengan cara medikamnetosa maupun operatif, sehingga dapat menghilangkan ereksi dan mencegah disfungsi ereksi permanen.
Pilihan pengobatan
Priapismus iskemik dan intermitten
Tata laksana jenis iskemik harus dilakukan dalam waktu 4 jam. Tindakan segera yang dapat dilakukan adalah mengambil darah pada penis menggunakan jarum infus (abocath) hingga ditemukan darah merah terang. Setelah itu dapat dilakukan irigasi cairan untuk memperbaiki sumbatan dan akan disuntikkan obat-obatan seperti fenileprin untuk mengurangi tekanan dan pembengkakan. Sebelum tindakan pengambilan darah menggunakan jarum, dilakukan pembiusan lokal dahulu. Pilihan terapi lainnya yaitu dengan dilakukan operasi shunt penis. Tindakan ini harus segera dilakukan setelah terapi konservastif gagal setelah 1 jam untuk mengalirkan darah atau bahkan implan penis bila sudah terjadi disfungsi ereksi permanen.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2. Beberapa Teknik Operasi pada Priapismus Iskemik;
(a) dan (b) distal corpora-glandular shunt perkutan,
(c) open proximal (corpora-spongiosal) shunts
Sumber Gambar: Sung & Moon (Korean J Urol. 2013;54;816-823)
Priapismus non-iskemik
Terapi konservatif yang mungkin dilakukan adalah dengan kompres es atau enema larutan garam fisiologis dingin diperineum dan olahraga lompat-lompat. bahkan dapat dilakukan embolisasi (penyumbatan) hingga operasi untuk mengikat pembuluh darah yang pecah tergantung penilaian dokter.
Hatzimouratidis, K. Giuliano, F. Moncada, I. Muneer, A. Salonia, A. Verze P. EAU Guidelines on Erectile Dysfunction, Premature Ejaculation, Penile Curvature and Priapism In: European Association of Urology Guidelines. Eur Assoc Urol. Published online 2019:1-28.
Marista A. Penatalaksanaan kegawatdaruratan bidang urologi; priapismus. Wellness Heal Mag. 2020;2(1):171-176. doi:10.30604/well.83212020
Sung, P.H., Moon K.H. Priapism: Current Updates in Clinical management. Korean J Urol. 2013;54;816-823
Ditulis oleh dr. Natanael Parningotan Agung