Kesehatan seksual sangatlah esensial dalam keseluruhan kesehatan seorang pria. Kemampuan laki-laki dan perempuan untuk mencapai kesehatan seksual tergantung dari berbagai faktor. Menurut WHO, Beberapa faktor di bawah ini mempengaruhi kesehatan seksual Anda:
Di bawah ini beberapa tips yang dapat anda terapkan untuk menjaga kesehatan seksual:
Sexual health [Internet]. Who.int. 2021 [cited 2 March 2022]. Available from:
https://www.who.int/health-topics/sexual-health#tab=tab_1
La J, Roberts N, Yafi F. Diet and Men's Sexual Health. Sexual Medicine Reviews. 2018;6(1):54-68.
Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan yang aktif secara seksual dan tidak menggunakan kontrasepsi untuk mencapai kehamilan spontan dalam satu tahun. Jika penyebab masalah kesuburan ditemukan pada pria, disebut sebagai infertilitas pria.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan hematuria, diantaranya:
Dokter Anda akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.Riwayat kesehatan yang menjadi fokus penyebab, seperti penyakit tiroid, diabetes, disfungsi ereksi, paparan pestisida, pajanan panas tinggi, stres, merokok atau paparan rokok selama hamil, penggunaan alkohol, steroid, opioid, atau androgen, riwayat pembedahan atau trauma area genital, dan infeksi. Selanjutnya dokter Anda akan melakukan pemeriksaan fisik meliputi perut, penis dan testis Anda, terkadang juga prostat. Pemeriksaan penunjang mencakup pemeriksaan ultrasonografi skrotum, analisis air mani, tes darah atau analisis urin, biopsi testikuler, dan pemeriksaan genetik.
Laki-laki dengan jumlah sperma yang rendah atau masalah lain dengan sperma, riwayat masalah testis, prostat, atau seksual, menjalani pengobatan kanker, testis kecil atau bengkak di skrotum, dan riwayat gangguan infertilitas di keluarga.
Pengobatan infertilitas sesuai dengan faktor etiologi yang mendasari dan derajat infertilitas pria.
EAU. Information for patients: Male Infertility. 2021 [cited 2021 December 21]. Available from: https://patients.uroweb.org/wp-content/uploads/2019/02/PI_Male-Infertility_EN-2020-1.pdf
Mayo Clinics. Infertility. 2021 [cited 2021 December 21]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infertility/symptoms-causes/syc-20354317
Olooto, W.E. Infertility in male; risk factors, causes and management- A review. J. Microbiol. Biotech. Res., 2012, 2 (4):641-645
Ditulis oleh dr. Haryo Prakoso Adhi Purwanto
Disfungsi ereksi didefinisikan sebagai ketidakmampuan menetap untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup hingga mendapatkan hubungan seksual yang memuaskan.
Disfungsi ereksi memiliki faktor risiko yang sama dengan penyakit kardiovaskular karena pada sebagian besar kasus, disfungsi ereksi terjadi akibat masalah pada pembuluh darah. Ganguan dapat berupa:
Disfungsi ereksi sering kali berkaitan dengan gangguan berkemih seperti sering berkemih, sering terbangun di malam hari untuk berkemih, dan rasa ingin berkemih yang muncul tiba-tiba dan sulit ditahan. Sering kali keluhan ini terkait dengan pembesaran prostat jinak. Beberapa literatur terkini menunjukkan bahwa disfungsi ereksi memberat jika keluhan gangguan berkemih juga memberat.
Dokter akan melakukan wawancara dan berbagai pemeriksaan yang dibutuhkan untuk menilai kondisi dari disfungsi ereksi. Mendiskusikan keluhan mengenai disfungsi ereksi dengan dokter Urologi mungkin terasa tidak nyaman, namun tetap harus dilakukan untuk mendapatkan tatalaksana yang terbaik. Dokter juga akan menanyakan kualitas ereksi pagi hari dan ereksi yang dengan stimulasi. Dokter juga mungkin akan meminta anda mengisi beberapa kuesioner seperti IIEF (International Index for Erectile Function), IPSS (The International Prostate Symptom Score) bila terdapat keluhan berkemih, dan kuesioner lain untuk skrining awal.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat adanya kelainan pada penis, skrotum (buah zakat) maupun testis. Untuk melihat kondisi jantung, dokter juga dapat memeriksa denyut nadi dan suara jantung. Selain itu, dilakukan pemeriksaan colok dubur untuk mengevaluasi kondisi prostat.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menilai adanya kelainan metabolik yang mendasari terjadinya disfungsi ereksi, seperti profil glukosa darah, profil lipid, kadar hormon, dan PSA atau lain-lain.
Terdapat berbagai pilihan terapi yang tersedia untuk disfungsi ereksi, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan terapi yang terbaik sesuai dengan kondisi.
Pilihan pengobatan
Edukasi dan Konseling
Konseling dan edukasi berguna untuk memahami kondisi Anda dalam aspek psikologis dan emosi. Pendekatan ini penting tertama bila Anda belum memiliki pasangan, atau bila Anda sudah memiliki pasangan, sebaiknya konseling dilakukan bersama dengan pasangan Anda
Modifikasi Gaya Hidup
Disfungsi ereksi dapat terkait dengan masalah kardiovaskular. Oleh sebab itu, Dokter akan merekomendasikan modifikasi gaya hidup yang secara umum dapat memperbaiki kesehatan secara umum yaitu dengan berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, olahraga secara rutin, dan diet yang seimbang.
Terapi Farmakologi
Beberapa obat-obatan dapat digunakan untuk merelaksasi otot polos pada pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah pada penis. Perlu diketahui bahwa obat-obatan ini bekerja bila terdapat rangsangan seksual. Obat-obatan ini tersedia dalam bentuk oral (obat minum), topikal (oles), serta injeksi ke dalam penis.
Vacuum Erection Device (VED)
VED adalah alat berbentuk silinder dengan cincin silikon yang mengitari disekitar penis sehingga membentuk area kedap udara (vakum). Dengan pompa manual maupun elektronik, udara pada silinder dikeluarkan dan penis akan tertarik. Dengan demikian, darah akan mengumpul pada penis dan terjadi ereksi.
ESWT
Extracoporeal Shock-Wave Therapy (ESWT) adalah salah satu terapi terbaru untuk disfungsi ereksi. Terapi ESWT menggunakan gelombang kejut dengan intensitas rendah untuk memperbaiki fungsi ereksi.
Implan Penis
Implan penis atau prosthesis penis adalah alat untuk yang diimplantasi pada penis pada kasus disfungsi ereksi berat. Terdapat 2 jenis implan penis yaitu inflatable dan non-inflatable
EAU. Information for patients : erectile dysfunction [Internet]. 2020 [cited 2021 December 21]. Available from: https://patients.uroweb.org/wp-content/uploads/2018/12/PI_Erectile-Dysfunction-EN-Q1-2020-1.pdf
Urology Care Foundation. Erectile Dysfunction: What you should know [Internet]. 2020 [cited 2021 December 21]. Available from: https://www.urologyhealth.org/educational-resources/erectile-dysfunction
Ditulis oleh dr. Hoshea Jefferson N
Ejakulasi prematur adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan pengalaman seseorang pria yang merasakan periode waktu dapenetrasi ri vagina hingga ejakulasi terlalu singkat, yang mana tidak dapat mengkontrol ejakulasi, dan penderitanya merasa terganggu akan hal tersebut. Definisi waktu yang paling sering digunakan adalah 1 menit. Ejakulasi prematur dapat berupa “lifelong” atau “acquired”.
Ejakulasi prematur merupakan problem sexual pria paling sering dan terjadi pada pria disegala umur. Ejakulasi prematur lebih sering dikeluhkan pasien usia muda.
Untuk menegakkan diagnosis ejakulasi prematur, dokter akan menanyakan terkait histori sexual dan obat-obatan dan menentukan apakah ini merupakan kondisi situasional atau konsisten. Aktivitas seksual juga akan ditanyakan beserta efek dari ejakulasi prematur terhadap kehidupan. Dokter juga akan menilai berdasarkan kuesioner untuk menilai ejakulasi prematur. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan apakah terdapat kelainan anatomis. Jika ada indikasi, dokter akan memeriksakan lab dan tes neuro-psikologis.
Pengobatan penyakit lain yang menyertai seperti prostatitis merupakan hal yang perlu dilakukan. Dapat dilakukan pendekatan terapi behavioral dan kognitif. Lini utama dalam pengobatan “lifelong” ejakulasi prematur adalah untuk menurunkan sensasi penis seperti lidocaine spray. Penggunaan obat konsumsi seperti Dapoxetine (merupakan obat SSRI) dapat diberikan dokter untuk menunda ejakulasi dengan dosis 30mg dikonsumsi satu hingga tiga jam sebelum berhubungan.
Lowy, Michael. 2018. Premature Ejaculation. (online). Available at Healthymale.org.au [Accessed 21 December 2021]
K. Hatzimouratidis, F. Giuliano, I. Moncada, A. Muneer, A. Salonia, P. Verze; members of the EAU Urological infections Guidelines Panel. EAU Guidelines on Male sexual dysfunction. Retrieved from: https://uroweb.org/guideline/Male-sexual-dysfunction/ December 2021 [21 December 2021].
Ditulis oleh dr. Ignatius Ivan Putrantyo
Varikokel menggambarkan suatu kondisi dengan pembengkakan dan diltasi vena di skrotum (Gambar 1). Vena ini membawa darah dari testis yang rendah oksigen dan nutrisi. Varikokel mirip dengan varises di kaki.
Gambar 1. Varikokel biasanya didapatkan di sisi kiri skrotum.
Sumber gambar : EAU. Information for patients: Varicocele. 2021
Varikokel sering terjadi pada anak laki-laki praremaja dan remaja, di bawah usia 10 tahun dan jarang berkembang setelah masa remaja. Sebagian besar varikokel hanya ditemukan di sisi kiri karena cara darah mengalir dari testis kiri. Dalam beberapa kasus varikokel dapat berada di atas kanan atau di kedua testis.
Varikokel biasanya tidak menunjukkan gejala. Dalam kasus yang jarang terjadi, varikokel dapat menyebabkan rasa sakit dengan sensasi tajam hingga tumpul pada skrotum, meningkat saat berdiri atau aktivitas fisik, memburuk sepanjang hari, dan berkurang saat berbaring telentang. Pembuluh darah yang bengkak mungkin terasa seperti "kantong cacing". Kedua testis harus diperiksa untuk membandingkan ukurannya. Testis yang terkena varikokel biasanya berukuran lebih kecil. Aliran darah ke belakang di vena testis yang bengkak biasanya dikonfirmasi dengan USG skrotum.
Varikokel biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memerlukan pengobatan. Perawatan dini dapat membantu menghasilkan sperma yang lebih sehat. Pengobatan dapat disarankan jika varikokel disertai:
Prosedur pembedahan menghalangi pembuluh darah vena yang membesar untuk mengalirkan darah dari testis (Gambar 2). Penyumbatan ini mengarahkan aliran darah ke pembuluh darah yang sehat. Tindakan pembedahan ini bisa dilakukan melalui insisi kecil di selangkangan dengan menggunakan mikroskop bedah dan instrumen laparoskopi.
Gambar 2. Penyumbatan (pemotongan) pembuluh darah vena yang membesar.
Komplikasi yang paling umum setelah operasi adalah akumulasi cairan di skrotum di sekitar testis (pembentukan hidrokel), atrofi testis (hipotrofi testis), dan berkurangnya fungsi testis.
EAU. Information for patients: Varicocele. 2021 [cited 2021 December 21]. Available from: https://patients.uroweb.org/other-diseases/varicocele/
Ditulis oleh dr. Karimul Abdi Pakpahan